Senin 06 Jun 2022 17:04 WIB

Hasto Paparkan Kesimpulan dan Rekomendasi terkait Pemikiran Geopolitik Soekarno

Siklus Pemikiran Geopolitik Soekarno mengintegrasikan kebijakan negara .

Hasto Kristiyanto menyelesaikan sidang promosi gelar doktor di Universitas Pertahanan (Unhan).
Foto: istimewa
Hasto Kristiyanto menyelesaikan sidang promosi gelar doktor di Universitas Pertahanan (Unhan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasto Kristiyanto menyelesaikan sidang promosi gelar doktor di Universitas Pertahanan (Unhan). Hasto memaparkan disertasi berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara" di hadapan para penguji internal dan eksternal serta tamu undangan yang hadir di Aula Merah Putih, Unhan, Sentul, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Diujung paparannya, Hasto menerangkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi atas disertasinya.

Baca Juga

"Pemikiran Geopolitik Soekarno bercorak kritis sebagai progressive geopolitical coexistence berdasarkan body of knowledge dan 7 variabel geopolitik Soekarno," ucap Hasto saat menerangkan kesimpulan pertamanya. Ketujuh variabel itu yakni: Demografi, Teritorial, Sumber Daya Alam, Militer, Politik, Ko-Eksistensi Damai serta Sains dan Teknologi.

Hasto melanjutkan bahwa pengaruh Soekarno terhadap kepentingan nasional dan pertahanan negara diantaranya pembebasan Irian Barat, Peta Jalan Koridor Kepentingan Nasional, dan Peta Jalan Pertahanan, dan ditandai tingginya Indeks Pertahanan Negara.

"Siklus Pemikiran Geopolitik Soekarno mengintegrasikan kebijakan negara terkait geopolitik, kepentingan nasional, diplomasi, dan pertahanan negara," jelas Hasto dalam keterangan persnya.

Hasto juga menyimpulkan Pasifik sebagai pivot dunia. "Pancasila sebagai life line dunia baru dan pengaruhnya terhadap dunia, terlihat dari perubahan konstelasi bipolar menjadi multipolar, serta perubahan struktur Dewan Keamanan PBB," terang Hasto.

Menurutnya, ciri pokok Pemikiran Geopolitik Soekarno: Pancasila sebagai ideologi geopolitik guna membangun tata dunia baru melalui penggalangan solidaritas bangsa yang mengedepankan koeksistensi damai, bagi struktur dunia yang lebih berkeadilan. 

"Tujuh variabel pemikiran geopolitik Soekarno dapat menjadi peta jalan kebijakan pertahanan negara, dalam mengkaji dan melahirkan kebijakan pertahanan negara. Hasil uji Structural Equation Modelling (SEM), menunjukkan kuatnya pengaruh kepentingan Nasional, politik, dan teknologi terhadap pertahanan negara," ucap Hasto.

Pria asal Yogyakarta itu kemudian menyampaikan sejumlah rekomendasi akademis dan praktis.

"Teori Geopolitik Soekarno yang dinyatakan sebagai Progressive Geopolitical Coexistence, merupakan legacy Geopolitik Soekarno bagi life line Indonesia dan Dunia," sebut Hasto sambil menambahkan Teori Geopolitik Soekarno dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Sementara untuk rekomendasi yang bersifat praktis, Hasto mengusulkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk membangun kekuatan pertahanan negara, atas cara pandang geopolitik Soekarno.

"Bersama Kemenlu, dan Kemhan untuk merumuskan kembali kebijakan luar negeri dan pertahanan negara, atas cara pandang geopolitik," ucapnya.

Hasto juga menyebutkan agar Kemhan bersama Unhan dan Lemhannas dapat melakukan kajian komprehensif, guna merumuskan kembali strategi, doktrin dan postur pertahanan berdasarkan teori geopolitik Soekarno.

Lalu, Kementerian Sekretaris Negara dan Seskab perlu melakukan kajian tentang pentingnya fungsi strategis dalam struktur lembaga kepresidenan guna mengintegrasikan kebijakan luar negeri dan pertahanan. Selanjutnya, penting kajian terhadap Rancangan Undang-Undang Tata Ruang Geopolitik Nusantara, yang memuat koridor strategis pertahanan dan ketahanan nasional oleh Kemenhan.

"Pentingnya memasukkan pemikiran geopolitik Soekarno dalam kurikulum ilmu pertahanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik," ujar Hasto.

Terakhir, Hasto menyarankan agar DPR RI bersama pemerintah c.q. Kementerian Keuangan, untuk menetapkan kebijakan politik anggaran pertahanan negara dalam cara pandang geopolitik yang bersifat rahasia dan sangat rahasia, untuk mencapai tujuan bernegara dan kepentingan nasional Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement