Senin 06 Jun 2022 20:04 WIB

Makan Almond Jelang Tidur Bisa Bantu Kurangi Insomnia, Perlu Berapa Banyak?

Almond kaya akan magnesium yang efektif meningkatkan kualitas tidur- relaksasi otot.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Kacang almond selama ini dikenal dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk mengurangi insomnia.
Foto: Flickr
Kacang almond selama ini dikenal dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk mengurangi insomnia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makan segenggam kacang almond atau minum secangkir susu almond jelang waktu tidur disinyalir bisa membantu meredakan insomnia. Manfaat itu terungkap lewat sebuah studi yang telah diterbitkan di National Library of Medicine.

Pengidap insomnia kerap merasa sulit untuk terlelap dan biasanya terbangun beberapa kali di malam hari atau sama sekali tak bisa memejamkan mata. Penelitian mengungkap bahwa konsumsi almond manis selama dua pekan dikaitkan dengan pengurangan insomnia.

Baca Juga

Studi melibatkan 446 siswa yang diminta menyantap 10 butir almond per hari selama dua pekan. Sebelum menjadi peserta studi, sekitar 77 persen dari mereka mengalami insomnia dan sisanya bisa tidur dengan normal.

Setelah intervensi lewat studi, 69 persen mengalami insomnia dan 31 persen mengalami rutinitas tidur normal. Almond diyakini menjadi pemicu yang meredakan insomnia. Menurut para peneliti, penyebabnya karena almond yang kaya magnesium efektif meningkatkan kualitas tidur dan relaksasi otot.

"Almond memiliki manfaat tambahan memasok protein yang membantu menjaga kadar gula darah yang stabil saat tidur dan mengubah tubuh dari siklus adrenalin waspada ke mode istirahat dan pencernaan," ujar mereka.

Jika ingin tidur lebih nyenyak, cobalah menukar camilan sore dengan segenggam kacang almond atau campur dengan susu dan madu untuk camilan sebelum tidur yang menenangkan. Susu almond juga direkomendasikan, asalkan terbuat dari kacang almond utuh.

 

Menurut The Sleep Charity, tidur malam yang nyenyak dapat dipengaruhi oleh apa yang dimakan beberapa jam sebelum waktu tidur. Sementara itu, The Sleep Foundation mengatakan wajar jika seseorang ingin mencari makanan untuk memicu kantuk, namun perlu juga memperhatikan faktor lain.

Tidur adalah proses rumit yang dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kesehatan mental, paparan cahaya, dan masalah fisik. Mengatur pola makan pun bisa sangat berdampak pada kualitas tidur.

Sifatnya kumulatif, mencakup makanan apa yang disantap dan berapa jumlahnya selama rentang waktu tertentu. Tiap individu dapat memiliki reaksi yang berbeda terhadap pola makan berlainan sehingga sulit untuk menggeneralisasi metode diet yang sempurna untuk semua orang.

Karena faktor-faktor ini, sulit merancang studi penelitian yang memberikan jawaban konklusif tentang makanan yang optimal untuk kualitas tidur. Mengingat kompleksitas pengaturan pola makan dan tidur, banyak orang lebih fokus pada tujuan besar berupa diet sehat dan tidur berkualitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement