REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Filantropi, Dompet Dhuafa (DD) menargetkan untuk mengurangi sampah plastik selama Hari Raya Kurban. Hal ini disampaikan oleh GM Advokasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Arif R Haryono dalam acara Talkshow tentang "Bumiku Asik tanpa Sampah Plastik" secara daring pada Senin (6/6/2022).
"Dompet Dhuafa berusaha memberikan solusi dengan cara kami memproduksi tagline 'Kurban Asik Tanpa Plastik', kurban di tahun keempat. Caranya mengajak masyarakat mengubah wadah daging kurban Idul Adha dengan apa pun yang ada di sekitar," kata Arif pada Senin.
Arif mengatakan, persoalan sampah plastik menjadi masalah semua orang. Indonesia menghasilkan 187,2 ton sampah plastik setiap tahunnya. Faktanya dari tahun ke tahun pemanfaatan kantong plastik sebagai wadah daging kurban turut menyumbang peningkatan volume sampah di berbagai tempat.
"Tahun 2022 insyaallah kami pede tidak kurang dari 20 provinsi, apa lagi kolaborasi dengan Aisyiyah memetakan wilayah mendorong untuk mengurangi plastik sekali pakai seperti wadah daging kurban, menyelamatkan lingkungan dan isu kesehatan untuk mengurangi dampak dari plastik sekali pakai," ucap Arif.
Adapun selama Idul Adha, DD memiliki misi mendorong perubahan perilaku masyakarat dalam penggunaan plastik yang tidak dapat didaur ulang. Selama Gerakan Kurban Asik tanpa Sampah Plastik pada Idul Adha 2021, Dompet Dhuafa Volunteer memiliki 19 cabang, sebanyak 12.429 paket dibagikan tanpa kantong plastik.
Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat, KH Wahfiudin Sakam SE MBA mengatakan, doktrin keagaaman dan regulasi dari pemerintah terkait sampah plastik sudah jelas. Menurut dia, persoalan sampah plastik hanya tinggal eksekusi saja.
"Dari dana zakat ada alokasi yang bisa diarahkan untuk menanggulangi sampah khususnya sampah plastik. MUI menekankan penyaluran zakat jangan hanya yang konsumtif tapi yang bersifat pemberdayaan, dana zakat diserahkan lembaga amil dimasukkan proses bisnis manfaatkan sampah plastik," ucap KH Wahfiudin.
Menurut KH Wahfiudin, pendanaan zakat dan wakaf begitu memungkinkan. Dia mengatakan, wakaf dapat dikembangkan tidak hanya untuk Masjid, madrasah dan makam (3M), namun dapat dikembangkan untuk pengelolaan sampah.
"Saya tersadar yang paling penting adalah value chain dan supply chain," kata dia.