Selasa 07 Jun 2022 00:45 WIB

Harga Cabai di Cirebon dan Indramayu Meroket

Harga semua jenis cabai di Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu meroket

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Christiyaningsih
Harga semua jenis cabai di Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu meroket. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Harga semua jenis cabai di Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu meroket. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Harga semua jenis cabai di pasar tradisional di Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu meroket. Hal itu membuat konsumen mengurangi pembelian cabai mereka.

Di Pasar Pagi, Kota Cirebon pada Senin (6/6/2022), harga cabai rawit merah saat ini dijual seharga Rp 100 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit hijau kini seharga Rp 70 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 60 ribu per kilogram. Untuk cabai merah, harganya sekarang Rp 70 ribu per kilogram. Padahal sehari sebelumnya harganya masih Rp 60 ribu per kilogram. 

Baca Juga

"Kaget, kenaikan harga cabai tinggi sekali," ujar seorang penjual sayuran di pasar tersebut, Ilah. 

Ilah mengatakan naiknya harga cabai itu tak hanya membebani konsumen, tapi juga pedagang. Pasalnya, pedagang harus merogoh modal lebih banyak untuk berjualan cabai. "Konsumen juga mengurangi pembelian cabai, sekarang paling beli satu atau dua ons. Jarang yang beli sekilo," terang Ilah.

Di Pasar Baru Indramayu, harga cabai rawit merah mencapai Rp 90 ribu per kilogram, cabai rawit hijau Rp 70 ribu per kilogram, cabai merah Rp 70 ribu per kilogram, dan cabai hijau Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan dua pekan lalu, harga cabai rawit merah masih Rp 50 ribu per kilogram, harga cabai rawit hijau dan cabai merah di kisaran Rp 30 ribu per kilogram, dan cabai hijau Rp 20 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Baru, Opik, menjelaskan naiknya harga itu terjadi secara bertahap dan naik dengan cepat dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya lonjakan harga cabai itu dipengaruhi faktor cuaca yang masih sering hujan. "Katanya tanamannya pada nggak jadi (gagal panen)," kata Opik.

Opik mengatakan, tingginya harga itu membuat penjualan cabai jadi lesu. Menurutnya, konsumen akhirnya membatasi pembelian cabai. "Para pembeli kaget saat tahu harga cabai naik tinggi. Akhirnya belinya dikurangi," tandas Opik. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement