Selasa 07 Jun 2022 07:23 WIB

Nobar Film Gatot Kaca, Erick Thohir Ingin Pop Culture Indonesia Mendunia

Konsep multiplatform story telling untuk membangun industri film RI terus didorong.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan maraknya film-film nasional, apalagi yang berkisah tentang budaya Indonesia, harus mendapat dukungan masyarakat.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan maraknya film-film nasional, apalagi yang berkisah tentang budaya Indonesia, harus mendapat dukungan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, maraknya film-film nasional, apalagi yang berkisah tentang budaya Indonesia, harus mendapat dukungan masyarakat. Apresiasi dan dukungan pecinta film yang tak hanya menikmati alur cerita film, tapi juga menyukai lagu atau soundtrack film, turunan kisah film, serta merchandise akan makin menghidupkan pop culture di tanah air.

Hal tersebut diungkapkan Erick Thohir usai menonton tayangan perdana film, Satria Dewa 'Gatot Kaca' yang diputar di Studio Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Senin (6/6/2022) malam. Erick menyaksikan film superhero asli Indonesia itu bersama sutradara, Hanung Bramantyo dan sejumlah aktor seperti, Ricky Nazar, Omar Daniel, Yayan Ruhiyan, hingga aktris lawas, Yatti Surachman.

Baca Juga

"Kita harus dukung industri film nasional yang berpotensi luar biasa. Tak hanya dari cerita film yang bagus, tapi masyarakat bisa pula menikmati lagu, turunan cerita, dan merchandise. Inilah multiplatform story telling yang tidak akan putus. Apresiasi masyarakat harus terus kita rangsang agar melalui industri hiburan, salah satunya film nasional, kita bisa menjadi pop culture country," ujarnya.

Ia menambahkan, jika Korea atau negara lain mampu menjadi negara pop culture karena sukses mengangkat industri hiburan lokal ke panggung internasional, maka Indonesia juga bisa melakukannya. Apalagi Indonesia sudah memiliki pasar tersendiri dengan jumlah penduduk yang mencapai 275 juta.

"BUMN siap memberikan dukungan. Kita memiliki PFN (Produksi Film Negara) atau juga Telkom dan Telkomsel sebagai agregator untuk mendukung konten lokal agar terus berkembang. Kita punya pasar yang besar dan jika meledak di dalam negeri, maka hal itu akan berpengaruh ke seluruh dunia. Kuncinya, harus kreatif," tegasnya.

Konsep multiplatform story telling untuk membangun industri film nasional terus didorong agar sebuah film tak hanya disukai dari sisi tontonan semata. Film harus mampu menciptakan tren sebagai kekuatan sehingga daya tarik dan nilai jualnya tidak akan terputus.

Sebelumnya, Film 'Kadet 1947' juga diproduksi dengan konsep yang sama. Ceritanya terintegrasi dengan turunan ide kreatif lain sehingga dari film tersebut muncul tren fashion, produk kreatif lainnya yang turut memajukan UMKM lokal, dan juga soundtrack berjudul 'Bakti'.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement