Selasa 07 Jun 2022 08:50 WIB

Meksiko Boikot KTT Amerika karena Ini

Amerika Serikat tidak mengundang Kuba, Venezuela dan Nikaragua dalam KTT Amerika.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Presiden AS Joe Biden. Gedung Putih pada Senin (6/6/2022) memutuskan untuk tidak melibatkan Kuba, Venezuela dan Nikaragua dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika, yang diselenggarakan di Amerika Serikat (AS) pekan ini.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden AS Joe Biden. Gedung Putih pada Senin (6/6/2022) memutuskan untuk tidak melibatkan Kuba, Venezuela dan Nikaragua dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika, yang diselenggarakan di Amerika Serikat (AS) pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Senin (6/6/2022) memutuskan tidak melibatkan Kuba, Venezuela, dan Nikaragua dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika, yang diselenggarakan di Amerika Serikat (AS) pekan ini. Hal tersebut mendorong Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador memboikot KTT Amerika, karena semua negara di belahan Barat tidak diundang.

Boikot oleh Presiden Lopez Obrador dan beberapa pemimpin lainnya dapat mengurangi relevansi KTT yang akan digelar di Los Angeles. Dalam KTT tersebut, Amerika Serikat bertujuan mengatasi migrasi regional dan masalah ekonomi. 

Baca Juga

Presiden Joe Biden berharap dapat memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan Amerika Latin yang renggang di bawah pendahulunya yaitu Donald Trump.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, Amerika Serikat memahami posisi Meksiko. Tetapi salah satu elemen kunci dari pertemuan puncak tersebut adalah pemerintahan yang demokratis. Sementara Kuba, Venezuela, dan Nikaragua tidak memiliki pemerintahan yang demokratis.

"Negara-negara ini bukan contoh dari pemerintahan yang demokratis," kata Price.

Pemerintahan Biden mengharapkan perwakilan pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido akan hadir. Price menolak untuk mengatakan siapa yang akan hadir dan apakah akan hadir secara langsung atau virtual. Washington mengakui Guaido sebagai presiden sah Venezuela, setelah mengutuk bahwa ada kecurangan dalam pemilihan presiden, sehingga Nicolas Maduro dapat terpilih kembali pada 2018.

Bulan lalu, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan, dia tidak akan hadir di KTT Amerika jika diundang. Dia menuduh Amerika Serikat memberikan "tekanan brutal" untuk membuat KTT itu menjadi tidak inklusif.

Dalam sebuah pernyataan kritis pada Senin (6/6/2022), Kuba menyebut keputusan itu "diskriminatif dan tidak dapat diterima". Amerika Serikat mengundang beberapa aktivis masyarakat sipil Kuba untuk menghadiri KTT. Namun beberapa aktivis mengatakan, keamanan negara Kuba telah memblokir perjalanan mereka ke Los Angeles untuk berpartisipasi dalam KTT Amerika.

Para penasihat Biden telah memperhatikan tekanan dari Partai Republik dan beberapa rekan presiden dari Partai Demokrat, agar tidak bersikap lunak terhadap tiga antagonis utama sayap kiri Amerika di Amerika Latin. Komunitas besar Kuba-Amerika di Miami, yang menyukai kebijakan keras Trump terhadap Kuba dan Venezuela, dipandang sebagai blok pemungutan suara penting di Florida dalam pemilihan November mendatang yang akan menentukan kendali Kongres AS.

Lopez Obrador mengatakan, Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard akan menghadiri KTT Amerika untuk menggantikannya. Lopez Obrador mengatakan, dia akan bertemu dengan Biden di Washington bulan depan.

"Tidak mungkin ada KTT Amerika jika tidak semua negara di benua Amerika ikut ambil bagian," kata Lopez Obrador.

Ketidakhadiran Lopez Obrador menimbulkan pertanyaan tentang pentingnya diskusi KTT Amerika yang berfokus pada pembatasan migrasi di perbatasan selatan AS. Senator AS Robert Menendez, yang merupakan seorang Demokrat, mengkritik langkah presiden Meksiko untuk memboikot KTT Amerika. 

"Keputusannya untuk berdiri dengan para diktator akan melukai hubungan AS-Meksiko," ujar Menendez.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement