REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia, Senin (6/6), mengancam akan mencabut akreditasi media Amerika Serikat (AS). Menurut tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut, ancaman ini merupakan tindakan balasan terkait perlakuan buruk terhadap jurnalis Rusia di AS dan negara Barat lainnya.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, beberapa media Pemerintah Rusia telah dilarang beroperasi di AS. Bahkan beberapa negara Barat lainnya mencabut izin penyiaran dan memberi sanksi kepada outlet media Rusia. Moskow mengatakan, langkah-langkah tersebut menunjukkan pengabaian terhadap kebebasan media.
Pada Maret, Presiden Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun karena menyebarkan berita "palsu" dengan sengaja tentang militer. Hal ini mendorong beberapa media Barat menarik jurnalis mereka keluar dari Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pekan lalu, memanggil kepala media AS untuk memberikan pemberitahuan tentang "langkah-langkah paling ketat" dalam menanggapi "permusuhan" yang dihadapi oleh rekan-rekan jurnalis Rusia di Amerika Serikat. Dalam pertemuan pada Senin, dia menguraikan kesulitan bagi jurnalis Rusia di AS terkait perpanjangan visa, pemblokiran rekening bank, dan dugaan pelecehan oleh badan intelijen AS.
Zakharova memperingatkan, jika jurnalis Rusia tidak dapat bekerja secara bebas di AS, reporter AS di Rusia berisiko menghadapi kesulitan serupa terkait visa, akreditasi media, dan rekening bank mereka. Zakharova mengatakan kepada perwakilan media AS, jika keadaan tidak berubah, jurnalis AS harus pergi dari Moskow. Zakharova tidak menanggapi permintaan tertulis untuk mengomentari pertemuan itu atau tentang peringatan kepada organisasi media AS.
Kantor berita RIA mengatakan, perwakilan dari the Wall Street Journal, CNN, Associated Press, NPR dan Alhurra TV menghadiri pertemuan tersebut. Juru bicara organisasi media AS seperti Associated Press, CNN, the Washington Post dan the Wall Street Journal tidak menanggapi permintaan komentar atas pertemuan itu.
Washington telah memberlakukan sanksi terhadap beberapa stasiun televisi Rusia yang dikelola negara karena telah menyebarkan disinformasi untuk mendukung perang Rusia di Ukraina. Pejabat Rusia termasuk Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Zakharova mengatakan, media Barat telah memberikan narasi parsial yang berlebihan tentang "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.