Siswa SMPN 3 Banyubiru Ikuti Tes di Tengah Ancaman Longsor
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Siswa SMPN 3 Banyubiru Ikuti Tes di Tengah Ancaman Longsor (ilustrasi). | Foto: Antara/Ampelsa
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Sebanyak 63 siswa SMPN 3 Banyubiru, di Desa Wirogomo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang melaksanakan tes penilaian akhir tahun di tengah 'ancaman' bahaya longsor susulan.
Sebab lereng bukit setinggi 60 meter yang berada tepat di belakan gedung sekolah mereka, kembali ambrol saat hujan --dengan intensitas tinggi-- mengguyur wilayah Desa Wirogomo, sepanjang Senin (6/6) siang kemarin.
Kendati material guguran tidak berdampak langsung pada kerusakan fasilitas pendidikan ini, pihak sekolah setempat tetap meningkatkan kewaspadaan, guna menghindari hal- hal yang tidak diinginkan.
Terlebih kondisi cuaca masih sulit diprediksi dan cepat berubah. "Kalau tiba- tiba hujan dan anak- anak masih tes, tetap kita hentikan dan mereka dipulangkan," ungkap Kepala SMPN 3 Banyubiru, Joko Parnoto, Selasa (7/62022).
Joko mengungkapkan, pada hari Senin kemarin sempat terjadi guguran meterial batu dan tanah dari lereng bukit di belakang sekolahnya kembali ambrol setelah wilayah Desa Wirogomo diguyur hujan lebat pukul 13.45 WIB.
Saat itu, jelasnya, seluruh siswa sudah pulang. Namun sebanyak 22 orang --seluruh guru dan tenaga kependidikan-- yang masih berada di lingkungan sekolah terpaksa harus meninggalkan ruang mereka untuk menjauh dari lereng bukit.
Semuanya segera keluar meninggalkan bangunan sekolah dan mencari tempat yang lebih aman di pemukiman warga guna mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan.
"Di tengah hujan lebat, kami mendengar suara gemuruh tetapi bukan suara guntur, sehingga semua guru dan staf sekolah segera berlari menjauhi lereng tebing," kata Joko saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Guguran material lereng bukit berupa batuan dan tanah, lanjutnya, sempat menutup saluran air irigasi yang berada di belakang bangunan sekolah serta sumber mata air sendang Pacaksiji.
Karena lereng bukit yang berada di atas sumber air tersebut ternyata juga longsor hingga material yang meluncur ke bawah menutup fasilitas umum (fasum) warga Dusun Kendal Ngisor, Desa Wirogomo tersebut.
Untuk hari Selasa ini, masih lanjutnya, kegiatan di SMPN 3 Banyubiru memang berjalan normal kembali dan para siswa kelas VII dan kelas VIII kembali mengikuti tes penilaian akhir tahun di ruang kelasnya masing- masing.
Namun kewaspadaan terhadap terjadinya guguran susulan masih ditingkatkan, karena kondisi cuaca masih tidak menentu dan cenderung turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. "Tes juga masih akan berlangsung hingga 11 Juni 22 nanti," tandasnya.
Salah seorang siswa kelas VIII, Alfredo yang dikonformasi mengakui, kegiatan tes penilaian akhir tahun hari ini memang masih diselimuti kekhawatiran terjadinya guguran, seperti hari sebelumnya.
"Sebenarnya masih merasa was- was juga, terutama jika pada saat kami masih melakukan kegiatan di dalam ruang kelas --seperti tes hari ini-- tiba- tiba saja mendung lalu turun hujan lebat," ungkapnya.
Menurut Alfredo, selama ini memang belum pernah kegiatan belajar siswa tiba- tiba dihentikan karena ancaman longsor lereng bukit yang berada di belakang bangunan sekolah.
"Tetapi para siswa memang sudah diberikan pemahaman jika kewaspadaan terhadap bencana longsor menjadi hal yang utama bagi siswa di SMPN 3 Banyubiru ini," tegasnya.