REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana menyebutkan ada 40 desa di daerahnya terdampak perubahan iklim. "Di Kalsel ada 40 desa sudah teridentifikasi rentan dan sangat rentan," ujarnya, Selasa (7/6/2022) usai acara peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kalsel.
Jumlah desa terdampak tersebut, kata dia, berdasarkan data dari Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menyikapi perubahan iklim yang saat ini menjadi isu global, Nirwana mengatakan, pihaknya sudah membuat program untuk mitigasi sekaligus adaptasi bernama Sasangga Banua. Sasangga Banua tersebut, menyasar semua desa yang terindikasi terdampak perubahan iklim, misinya agar desa-desa tersebut berketahanan iklim.
"Sasangga Banua kita pendekatannya selain ke desa yang rentan dan sangat rentan, sasaran kepada desa penerimaan dampak paling hebat misalnya banjir pada 2021 lalu," jelasnya.
Langkah mitigasi dampak perubahan iklim lainnya, kata dia, yaitu program Revolusi Hijau yang dicetuskan pada 2017 lalu. Program itu dipimpin Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, untuk gerakan penanaman pohon besar-besaran.
"Revolusi Hijau itu upaya strategis jangka panjang yang harus didukung oleh semua pihak. Seperti yang disampaikan gubernur, menanam, menanam dan menanam," ujarnya.
Di tengah isu perubahan iklim ini, Kalsel juga melakukan rehab daerah aliran sungai (DAS), kata dia, juga dibarengi dengan pembangunan infrastruktur ekologi.Demi menjaga kualitas lingkungan hidup di Kalsel, kata Nirwana, perlu gerakan dari seluruh elemen, baik itu pemerintah, penggiat lingkungan dan juga masyarakat.
Terkait indiks kualitas lingkungan hidup yang dinilai secara nasional, kata dia, di Kalsel mengalami perkembangan yang baik. Namun saat ini masih banyak yang perlu dikerjakan untuk lingkungan yang ideal. "Indeks kualitas hidup di Kalsel masuk kategori 'baik'," ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menegaskan bahwa perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global harus menjadi perhatian serius seluruh pihak di daerahnya. "Efek dari pemanasan global baik pada kerusakan lingkungan ekosistem darat maupun laut harus menjadi perhatian bersama," ujarnya, saat pidato di momentum Hari Lingkungan Hidup.