REPUBLIKA.CO.ID, BANARBARU -- Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian, terus membina petani milenial lewat kebun percobaan di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Dengan demikian, diharapkan ke depannya semakin banyak anak muda berminat untuk terjun di bidang pertanian.
"Jadi kita terapkan sistem pertanian terpadu yang menjadi model pengelolaan pertanian oleh milenial yaitu ada tanaman pangan, perkebunan, hortikultura maupun peternakan," kata Kepala Balittra Agus Hasbianto di Banjarbaru.
Salah satu lokasi kebun percobaan yang kini digarap yaitu di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin. Balittra menggandeng Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang untuk pengelolaannya akan bisa lebih optimal dalam upaya pembinaan dan pengembangan petani milenial dari anak muda setempat.
Agus menyebut Taman Sains Pertanian Lahan Rawa (TSPLR) di areal lahan kosong seluas 25 hektar di kantor Balittra di Jalan Kebun Karet, Kelurahan Loktabat Utara, Kota Banjarbaru juga terus dimanfaatkan bagi anak muda untuk belajar banyak soal pertanian.
TSPLR merupakan miniatur rawa lebak dengan multi komoditas dan teknologi spesifik. Di lahan ini, dijadikan Balittra pusat percontohan pertanian unggul lahan rawa yang menampilkan berbagai teknologi unggulan lahan rawa, di antaranya penataan lahan, pengelolaan air, budidaya tanaman dan peternakan.
Adapun penataan lahan yang ditampilkan sistem surjan dan tukungan dipadukan dengan sistem tabat, long storage dan polder mini sebagai teknologi pengelolaan air. TSPLR juga memiliki kawasan pelestarian sumberdaya genetik (SDG) tanaman buah eksotik dan padi rawan.
Diakui Agus, minat kunjungan masyarakat ke TSPLR cukup tinggi mulai rombongan siswa sekolah, mahasiswa perguruan tinggi hingga dinas pemerintah dan sektor swasta termasuk masyarakat umum dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan. "Kami ingin TSPLR menjadi pusat pendidikan dan wisata berbasis pertanian lahan rawa yang menjadi tempat belajar anak muda generasi petani milenial dengan rentang usia 17 sampai 39 tahun menggantikan petani yang kini didominasi usia lanjut," ujarnya.