Selasa 07 Jun 2022 16:42 WIB

Jepang akan Dibuka Lagi, Berikut Aturan yang Harus Dipenuhi

Aturan bermasker terus menerus diprediksi akan menyulitkan turis ke Jepang.

 Pengunjung berjalan melalui jalan perbelanjaan Nakamise di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 13 September 2020. Asakusa adalah salah satu area Tokyo yang paling banyak dikunjungi dan biasanya ramai dikunjungi wisatawan. Di Jepang, jumlah pengunjung dari luar negeri turun 99,9 persen dari tahun sebelumnya pada Juli karena larangan masuknya pengunjung asing di tengah pandemi virus corona.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Pengunjung berjalan melalui jalan perbelanjaan Nakamise di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 13 September 2020. Asakusa adalah salah satu area Tokyo yang paling banyak dikunjungi dan biasanya ramai dikunjungi wisatawan. Di Jepang, jumlah pengunjung dari luar negeri turun 99,9 persen dari tahun sebelumnya pada Juli karena larangan masuknya pengunjung asing di tengah pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang secara bertahap akan membuka kembali perbatasannya yang telah ditutup selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Wisatawan asing yang mengunjungi Jepang akan diwajibkan memakai masker, mengambil asuransi kesehatan swasta dan didampingi agen perjalanan selama berwisata.

Hanya peserta paket wisata yang diperbolehkan masuk selama fase pertama pembukaan mulai 10 Juni, kata Badan Pariwisata Jepang (JTA). Agen perjalanan yang mendampingi para wisatawan harus memastikan mereka memakai masker.

Baca Juga

Pemandu wisata secara berkala harus mengingatkan peserta tur tentang langkah-langkah pencegahan infeksi, kata JTA dalam panduannya. "Bahkan di ruang terbuka, masker harus terus dipakai dalam situasi di mana orang-orang berbicara dalam jarak dekat," tulis panduan itu, dikutip dari Reuters, Selasa (7/6/2022).

Jepang telah memberlakukan kendali perbatasan paling ketat di dunia selama pandemi dengan melarang masuk hampir semua orang yang bukan penduduk setempat. Ketika banyak negara lain membuka kembali perbatasan, Jepang ikut melonggarkan aturannya.

Perdana Menteri Fumio Kishida telah berjanji untuk menyesuaikan aturan perbatasan dengan negara-negara maju lainnya. Meskipun pemerintah sudah memperlonggar aturan pemakaian masker, warga Jepang yang memakai penutup itu masih terlihat di mana-mana.

Memakai masker untuk mencegah kuman dan serbuk sari sudah menjadi kebiasaan warga Jepang, bahkan sebelum pandemi. Jepang menggelar "tur wisata uji coba" bagi sekitar 50 turis bulan lalu, sebagian besar agen perjalanan, tetapi salah seorang pesertanya terbukti positif Covid-19.

James Jang, seorang agen perjalanan dari Australia yang ikut dalam tur wisata itu, mengatakan aturan baru tersebut kemungkinan akan membuat sejumlah orang menunda keberangkatan. "Klien akan oke-oke saja memakai masker di dalam ruangan, tetapi memakainya selama 24 jam bikin repot," kata Jang.

Menurut dia, ongkos yang dikeluarkan buat pemandu selama berwisata juga dapat membuat klien menunda perjalanan sampai aturannya menjadi lebih longgar. Pada 2019, Jepang didatangi 31,9 juta wisatawan asing dengan total uang yang dibelanjakan mencapai 4,81 triliun yen (sekitar Rp 524 triliun).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement