Selasa 07 Jun 2022 21:47 WIB

20 Jenis Asam Amino Terdeteksi di Sampel Asteroid

Misi Hayabusa2 membawa sampel asteroid Ryugu.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampel yang diambil dari asteroid Ryugu.
Foto: space.com
Sampel yang diambil dari asteroid Ryugu.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Lebih dari 20 jenis asam amino telah terdeteksi dalam sampel probe antariksa Hayabusa2 Jepang yang dibawa ke Bumi dari asteroid Ryugu pada akhir 2020. Temuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya senyawa organik ada di asteroid di luar angkasa.

Dengan asam amino yang penting bagi semua makhluk hidup untuk membuat protein, penemuan ini dapat menjadi petunjuk untuk memahami asal-usul kehidupan, kata kementerian pendidikan.

Baca Juga

Pada Desember 2020, sebuah kapsul yang telah dibawa dalam misi enam tahun oleh pesawat Hayabusa2 mengirimkan lebih dari 5,4 gram material permukaan ke Bumi dari asteroid Ryugu. Asteroid ini terletak lebih dari 300 juta kilometer jauh dari Bumi. 

Dilansir dari Japan Today, Senin (6/6/2022), penyelidikan Ryugu ditujukan untuk mengungkap misteri asal usul tata surya dan kehidupan. Analisis sampel sebelumnya telah menyarankan adanya air dan bahan organik. Penyelidikan penuh sampel diluncurkan pada tahun 2021 oleh Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang dan lembaga penelitian nasional termasuk Universitas Tokyo dan Universitas Hiroshima.

Meskipun tidak diketahui bagaimana asam amino tiba di Bumi kuno, satu teori mengatakan asam amino dibawa oleh meteorit, dengan asam amino terdeteksi di meteorit yang ditemukan di Bumi. Namun, ada juga kemungkinan bahwa asam amino berasal dari tanah.

Meteor yang mencapai Bumi terbakar ketika menabrak atmosfer, dan dengan cepat terkontaminasi mikroorganisme terestrial.

Hayabusa2 merupakan terobosan karena mengumpulkan bahan bawah permukaan yang tidak lapuk oleh sinar matahari atau sinar kosmik, dan mengirimkannya ke Bumi tanpa terpapar udara luar.

Hayabusa2 meninggalkan Bumi pada 2014 dan mencapai posisi stasionernya di atas Ryugu pada Juni 2018 setelah menempuh jarak 3,2 miliar km pada orbit elips mengelilingi Matahari selama lebih dari tiga tahun. Probe mendarat di asteroid dua kali pada tahun berikutnya, mengumpulkan sampel bawah permukaan pertama dari asteroid.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement