Jabodetabek-Banten Cari Alternatif Suplai Hewan Ternak Selain Jateng dan Jatim
Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di salah satu peternakan hewan di Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/6/2022). Penyemprotan tersebut dilakukan setelah ditemukan 35 hewan ternak suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) di enam kecamatan di Kabupaten Tangerang. | Foto: ANTARA/Fauzan
REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini menyerang hewan ternak di Indonesia juga menjadi perhatian Badan Pangan Nasional. Khusus daerah Jakarta dan sekitarnya, termasum Bogor, Bandung Raya, dan Banten akan dicarikan alternatif suplai hewan ternak terutama sapi selain dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya tak lagi bisa memobilisasi hewan ternak seperti saat beberapa waktu lalu. Oleh karenanya, ia bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait untuk stok sapi.
Selain itu, sambung Arief, Badan Pangan Nasional juga akan melakukan blood test atau tes darah satu per satu secara ketat di tempat karantina hewan ternak.
“Kita lihat kandang, ada dokter hewan yang cek. Mudah-mudahan ketersediaan cukup untuk Idul Adha. Termasuk hewan ternak lain selain sapi,” kata Arief ketika ditemui Republika di Kota Bogor, Selasa (7/6/2022).
Menurutnya, yang jadi perhatian Arief dan Badan Pangan Nasional saat ini bukanlah konsumsi pada manusianya. Namun pada penyebarannya yang cukup cepat. Apalagi banyak peternak yang menempatkan ratusan sapi bersamaan dalam satu kandang.
“Jadi kita harus me-localize daerah yang ada kontaminasi PMK. Karena PMK juga jadi concern kita,” ucapnya.