Rabu 08 Jun 2022 15:14 WIB

Cegah Investasi Bodong, Anggota DPR Dorong Industri Keuangan Tingkatkan Literasi Publik

Literasi diperlukan untuk menangkal investasi bodong.

Red: Muhammad Hafil
Tangkal investasi Bodong, DPR Dorong Industri Keuangan Tingkatkan Literasi Bagi Publik. Foto: anggota DPR  Anis Byarwati
Foto: Dok Republika
Tangkal investasi Bodong, DPR Dorong Industri Keuangan Tingkatkan Literasi Bagi Publik. Foto: anggota DPR Anis Byarwati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Animo masyarakat berinvestasi di pasar modal mengalami pertumbuhan secara progresif. Diketahui, sepanjang tahun 2021 mengalami lonjakan mencapai angka 7,5 juta atau mengalami kenaikan 93 persen dibandingkan dengan tahun 2020. 

Namun anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati mengatakan, tren positif pertumbuhan minat investasi di pasar modal tersebut juga harus didukung dengan pengayaan literasi secara berkelanjutan, mengingat, belakang tidak sedikit yang terjerat investasi bodong ataupun penipuan. 

Baca Juga

"Tentunya pertumbuhan minat investasi ini menjadi hal yang positif, namun demikian, stakeholder industri keuangan baik lembaga pemerintah maupun swasta, termasuk didalamnya ada perbankan, regulator, sekuritas, manajer investasi dan penyedia jasa keuangan lainnya harus terlibat aktif melakukan edukasi pada masyarakat. Karena kita prihatin, belakangan banyak terungkap berbagai penipuan berkedok investasi," tutur Anis secara tertulis (8/6/2022) 

Apa lagi, lanjut Anis, diketahui angka pertumbuhan minat investasi di pasar modal tersebut didominasi oleh kalangan anak muda yakni rentan usia 18 - 40 tahun, yang nota bene, umumnya masih membutuhkan pengalaman dan jam terbang. 

"Bagus, anak muda sudah berpikir investasi. Tapi kalau tiba-tiba terjerat investasi bodong, itu yang perlu kita mitigasi," kata Anggota DPR dari Fraksi PKS tersebut. 

Karenanya, tegas Anis, stakeholder industri keuangan bertanggungjawab sekaligus berkepentingan untuk menjaga kepercayaan dan kondusifitas di sektor keuangan. 

Terlebih, tambahannya, pemerintah juga tengah mendorong perkembangan market ekonomi syariah, sehingga hal ini juga perlu menjaga kondusifitas pasar dan keyakinan publik. 

"Kalau marak penipuan, tentu tidak kondusif dan muncul ketidakpercayaan bagi publik. Hal ini bukan hanya berimbas buruk pada pasar modal, namun upaya pemerintah mendorong market ekonomi syariah juga terganggu. Karenanya perlu edukasi dan literasi sebagai untuk mendukung semua itu" tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement