Rabu 08 Jun 2022 15:34 WIB

Erick Thohir: Telkom dan Telkomsel Harus Pemain Dominan di Market Indonesia

Erick minta Telkom dan Telkomsel tak puas diri sebab potensi ekonomi digital besar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menaruh harapan besar kepada Telkom Group dan Telkomsel untuk menjadi garda terdepan dalam akselerasi digitalisasi Indonesia.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menaruh harapan besar kepada Telkom Group dan Telkomsel untuk menjadi garda terdepan dalam akselerasi digitalisasi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menaruh harapan besar kepada Telkom Group dan Telkomsel untuk menjadi garda terdepan dalam akselerasi digitalisasi Indonesia. Hal ini disampaikan Erick saat menghadiri perayaan ulang tahun Telkomsel ke-27 di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

"Saya berharap di usia Telkomsel yang ke-27 ini, Telkomsel dan Telkom Group bisa menjadi pemain utama di ekosistem digital Indonesia. Pasti bisa," ujar Erick melalui akun Instagram, @erickthohir pada Rabu (8/6).

Baca Juga

Erick mengatakan, Telkom Group dan Telkomsel memiliki kinerja positif dengan revenue sebesar Rp 146 triliun dan bottom line 24 untuk Telkom dan revenue Telkomsel mencapai Rp 90 triliun dengan bottom line 21. Meski begitu, Erick meminta Telkom dan Telkomsel tak berpuas diri lantaran besarnya potensi ekonomi digital yang masih bisa dicapai.

Erick menyampaikan, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh lima persen sampai 2045 dan akan jadi negara ekonomi nomor empat terbesar dunia. Bicara ekonomi digital, kalau pertumbuhan APBN hanya satu setengah kali, namun ekonomi digital delapan kali lebih cepat sehingga pada 2030 diproyeksikan mencapai Rp 4.500 triliun ekonomi digital Indonesia yang merupakan terbesar di Asia Tenggara.

"Memang performa Telkom dan Telkomsel, terima kasih, tapi dengan (potensi) Rp 4.500 triliun yang dibandingkan dengan angka itu masih terlalu kecil. Saya mau Telkom dan Telkomsel menjadi pemain dominan di market Indonesia, jangan jadi penonton," ucap Erick.

Untuk itu, Erick sejak awal meminta Telkom dan Telkomsel melakukan perubahan model bisnis dengan fokus pada masing-masing tujuan. Erick menugaskan Telkom fokus pada infrastruktur digital, sementara Telkomsel lebih fokus pada segi konten.

Bagi Erick, Telkomsel harus mendukung pada kreator dan konten lokal untuk dapat terus berinovasi dan berkarya sehingga dapat mengantar Indonesia menjadi negara pop culture.

"Jangan sampai kita membiarkan generasi muda kita hanya menjadi penonton. Jangan sampai kita tidak berubah, akhirnya kita menyesal di kemudian hari," lanjutnya.

Erick juga menyampaikan pencapaian positif Telkom dan Telkomsel merupakan buah dari kerja keras para direksi dan komisaris. Tak ketinggalan, dukungan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.

"Sejak awal, Pak Johnny sangat mendukung transformasi Kementerian BUMN bagaimana kita berpikir keras untuk melawan Covid-19 dengan cara digital yaitu melahirkan aplikasi Peduli Lindungi pada 1 September 2021, sebelum diakui di seluruh Indonesia menjadi satu-satunya aplikasi yang menangani Covid-19 pada Februari 2022. Ini yang dinamakan sinergi, kolaborasi, bukan malah ego sektoral yang akhirnya tidak memberikan solusi yang baik buat masyarakat," kata Erick.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement