Rabu 08 Jun 2022 17:43 WIB

Pengamat: Integrasi BSI dan BTN Syariah Bisa Efisien, Namun..

Pengamat meminta BTN dijadikan bank syariah agar bisa berkompetisi dengan BSI

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawati Bank Syariah Indonesia (BSI) menghitung uang rupiah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Daud Beureueh, Banda Aceh, Aceh. Integrasi Bank Syariah Indonesia dengan BTN Syariah dinilai akan membuat pengelolaan bank syariah BUMN menjadi lebih efisien. Pengamat Ekonomi Syariah PEBS UI, Ronald Rulindo menyampaikan penyatuan tersebut memiliki dampak positif.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Karyawati Bank Syariah Indonesia (BSI) menghitung uang rupiah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Daud Beureueh, Banda Aceh, Aceh. Integrasi Bank Syariah Indonesia dengan BTN Syariah dinilai akan membuat pengelolaan bank syariah BUMN menjadi lebih efisien. Pengamat Ekonomi Syariah PEBS UI, Ronald Rulindo menyampaikan penyatuan tersebut memiliki dampak positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Integrasi Bank Syariah Indonesia dengan BTN Syariah dinilai akan membuat pengelolaan bank syariah BUMN menjadi lebih efisien. Pengamat Ekonomi Syariah PEBS UI, Ronald Rulindo menyampaikan penyatuan tersebut memiliki dampak positif.

"Dari sudut pandang pragmatis pasti baik tentunya, sekalian untuk membesarkan BSI agar betul-betul besar, sekalian satu organisasi agar lebih mudah mengelolanya," katanya pada Republika, Kamis (8/6).

Baca Juga

Namun demikian, ia mengingatkan pentingnya kompetisi di pasar perbankan syariah. Tidak sehat jika ada satu bank syariah yang besar sendiri. Menurutnya, bank syariah lain belum ada tanda-tanda bisa berlari mengejar BSI.

Termasuk juga perbankan syariah dari kelompok Unit Usaha Syariah (UUS) yang masih terikat pada kewajiban spin off. Terlebih Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terus mendorong agar kewajiban spin off tersebut ditunda sehingga hingga saat ini belum ada kepastian.

"Padahal tinggal setahun lagi (kewajiban spin off, kalau memang tidak jadi, BSI tetap besar sendiri, dan kalau jadi, mereka tetap perlu waktu juga untuk bisa tumbuh besar," katanya.

Ia berharap, Pemerintah jangan tanggung-tanggung dalam mendukung ekonomi syariah. Misal dengan langsung mengkonversi BTN menjadi Bank Umum Syariah (BUS) karena model bisnisnya sudah syariah karena perumahan sebagai underlying asset.

BTN hanya perlu mengganti akad konvensionalnya menjadi musyarakah mutanaqisah. Untuk BSI, ia mendorong untuk tidak berlama-lama dalam konsolidasi dan segera melakukan gebrakan dari sisi yang lebih fundamental.

"Sudah banyak aktivis ekonomi yang bertanya tanya soal gebrakan BSI, karena saat ini masih relatif business as usual," kata dia.

Ia mencontohkan dari sisi daya saing digital dibandingkan dengan bank-bank lain. Selain itu di bidang islamic investment bank yang masih belum terlihat. Kemudian dari produk unik dan berbeda yang hanya dimiliki bank syariah dan ditonjolkan ke masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement