Rabu 08 Jun 2022 19:36 WIB

Jambi Manfaatkan Momen Hari Air Dunia Lestarikan Daerah Penyangga Air

Pemprov Jambi memanfaatkan momen Hari Air Dunia untuk melestarikan daerah penyangga.

Anggota sejumlah organisasi dan komunitas peduli lingkungan memungut sampah di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Pemprov Jambo memanfaatkan momen Hari Air Dunia untuk melestarikan daerah penyangga.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Anggota sejumlah organisasi dan komunitas peduli lingkungan memungut sampah di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Pemprov Jambo memanfaatkan momen Hari Air Dunia untuk melestarikan daerah penyangga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah Provinsi Jambi memanfaatkan momen peringatan Hari Air Dunia mengajak masyarakat di daerah itu untuk menjaga kelestarian hutan sebagai daerah penyangga air guna menjaga ketersediaan air menjadi lebih baik.

"Hari Air Dunia dan Hari Sungai Nasional menjadi sebuah ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama melestarikan hutan dan lingkungan demi menjaga ketersediaan air tanah, menjaga kebersihan sungai serta daerah aliran sungai," kata Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani di Jambi, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan Hari Air Dunia yang diperingati setiap 22 Maret dan Hari Sungai Nasional setiap 27 Juli, memiliki kaitan yang sangat erat karena sama-sama mengandung makna kepedulian dan semangat menjaga kebersihan air dan sungai, serta melestarikan daerah penyangga air.

Melalui momentum tersebut diharapkan dapat menggugah kepedulian dan kemauan semua pihak untuk berbuat, melakukan aksi untuk menjaga ketersediaan air bersih dengan melestarikan lingkungan terutama hutan, dan membersihkan sungai.

Saat ini tantangan untuk menjaga kuantitas dan kualitas air bersih semakin berat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk secara tidak langsung meningkatkan kebutuhan akan air, sementara kerusakan dan degradasi lingkungan terutama hutan sebagai daerah penyangga air semakin bertambah.

"Menyikapi kondisi tersebut, tata kelola air harus terus kita tingkatkan secara bersama-sama dan sinergis dari hulu sampai hilir," kata Abdullah Sani.

Upaya tersebut dapat dimulai dengan mempertahankan dan merawat lingkungan dan hutan, menata dan merawat aliran sungai hingga mengkonsumsi air sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu Abdullah Sani meminta semua pihak yang terkait untuk sadar akan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkesinambungan. Maka dari itu, Abdullah Sani meminta agar semua pihak dapat melakukan aksi menjaga kelestarian hutan dan lingkungan sungai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement