Kamis 09 Jun 2022 05:35 WIB

Bolehkah Pria Muslim Memakai Batu Mulia atau Permata?

Beberapa pria memakai cincin dengan batu berharga seperti batu akik hingga berlian.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Penjual merapikan cincin batu akik yang dijualnya di Pasar Lama, Serang, Banten, Selasa (19/11/2019). Bolehkah Pria Muslim Memakai Batu Mulia atau Permata?
Foto: MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO
Penjual merapikan cincin batu akik yang dijualnya di Pasar Lama, Serang, Banten, Selasa (19/11/2019). Bolehkah Pria Muslim Memakai Batu Mulia atau Permata?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cincin bukan hanya aksesoris yang digunakan kaum wanita, tapi para pria juga memakainya. Ada pria yang memakai cincin dengan bentuk unik hingga cincin dengan batu berharga seperti batu akik hingga berlian. 

Hukum memakai cincin emas bagi pria sudah merupakan hukum yang jelas dilarang, tapi bagaimanakah hukum memakai cincin dalam bentuk ini? Cincin dengan berlian atau batu lain hingga cincin yang dipercaya memiliki kekuatan. 

Baca Juga

Dilansir dari About Islam, Senin (6/6/2022), Sheikh Ahmad Kutty, dosen senior dan cendekiawan Islam di Islamic Institute of Toronto, Ontario, Kanada menyebut laki-laki diperbolehkan memakai batu di cincin mereka. Tapi asalkan batu tersebut tidak termasuk dalam kategori pemborosan yang berlebihan. 

"Laki-laki diperbolehkan memakai batu di cincin mereka asalkan batu tersebut tidak termasuk dalam kategori pemborosan yang tidak perlu. Ini akan terjadi jika seseorang menghabiskan banyak uang membeli sebuah batu sementara tetangganya bahkan tidak bisa mendapatkan makanan yang layak. Pemborosan dilarang dalam Islam. Alquran mencirikan pemborosan sebagai "sahabat setan" (Al-Isra' 17: 27)," katanya. 

Soal batu yang disematkan pada cincin Nabi SAW, kabarnya warnanya hitam dengan guratan putih. Seperti disebutkan dalam sumber, Nabi Muhammad SAW memakai cincin sebagai segel surat. Beliau melakukan ini setelah diberitahu oleh para sahabatnya bahwa surat-suratnya kepada pejabat asing tidak akan dihormati kecuali jika mereka dicap dengan materai.

"Akhirnya, izinkan saya dengan tegas menyatakan menganggap batu memiliki sifat magis, meramal, atau melindungi adalah penghujatan dan ditolak mentah-mentah oleh ajaran Islam yang jelas," katanya. 

"Dalam Islam, bahkan batu yang paling berharga, yaitu Hajar Aswad (al-hajar al-aswad), tidak memiliki arti penting seperti itu. Khalifah Umar ingin menghapus dari benak orang-orang jejak asosiasi semacam itu ketika dia secara terbuka menyatakan: “Saya cukup yakin Anda hanyalah sebuah batu dan tidak memiliki kekuatan memberi manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi Allah menciummu, aku tidak akan repot-repot melakukannya,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement