Rabu 08 Jun 2022 20:33 WIB

Inikah Pohon Tertua di Dunia? Usianya Ditaksir 5.484 tahun

Pohon tertua di dunia ini 600 tahun lebih tua dibandingkan rekor sebelumnya.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Alerce milenario, pohon tertua di dunia.
Foto: Jonathan Barichivich,
Alerce milenario, pohon tertua di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini Jonathan Barichivich, seorang ilmuwan lingkungan Chile menjadi berita utama di komunitas dendrochronology. Dia menjadi pembicaraan untuk penelitian dan penemuannya pada pohon alerce di Taman Nasional Alerce Costero. Menurutnya, tanaman tersebut merupakan tanaman tertua di dunia. 

Barichivich belum menerbitkan makalah tentang penelitiannya tentang pohon yang diberi nama Alerce milenario. Sementara itu, dia telah mempresentasikan di berbagai pertemuan dan konferensi tentang penemuannya.

Baca Juga

Barichivich berpengalaman dalam pengetahuan pohon. Kedua orang tuanya bekerja sebagai penjaga taman, sehingga dia dibesarkan di dalam dan di sekitar taman. 

Dia baru saja memulai penyelidikan serius terhadap pohon itu. Pekerjaannya mencakup pengambilan sampel inti yang tidak merusak dari pohon dan menghitung cincin pertumbuhannya. Ini merupakan metode standar untuk menetapkan usia pohon. 

Sayangnya, alat bor itu tidak cukup panjang untuk mencapai jantung pohon. Akibatnya, ia hanya menerima sebagian hitungan.

Namun dia memperoleh sampel inti dari pohon lain yang lebih muda dari jenis yang sama yang tumbuh di dekatnya. Setelah itu, ia menggunakan pemodelan statistik untuk memperkirakan usia pohon. 

Data inti dari Alerce Milenario dan sampel inti lainnya, serta data lingkungan, digunakan dalam pemodelan. Model tersebut kemudian digunakan untuk menghitung jumlah cincin yang hilang yang terbentuk di wilayah terdalam inti. 

Menurut perkiraan, pohon itu kemungkinan berusia 5.484 tahun, memecahkan rekor sebelumnya untuk pohon tertua hampir 600 tahun. Rekor sebelumnya dipegang oleh pinus bristlecone di California, yang diuji pada usia 4.853 tahun.

Barichivich menyebut pohon itu Gran Abuelo dan berharap untuk memeriksa karakteristiknya lebih lanjut. Diakuinya, masih diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan umurnya, seperti mendapatkan sampel inti utuh. 

Sementara itu, dia telah meyakinkan pemerintah untuk memperkuat perlindungan pohon, mengklaim bahwa itu adalah spesimen yang benar-benar bersejarah.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement