Rabu 08 Jun 2022 22:52 WIB

Bus Listrik Bantu Perbaiki Kualitas Udara

Jika banyak bus listrik diharapkan kualitas udara jadi membaik.

Petugas berjalan melintasi bus listrik Transjakarta saat peluncuran uji coba bus tersebut di Pool Transjakarta, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan tiga bus listrik Transjakarta merek Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon untuk diujicobakan di jalur nonBus Rapid Transit (BRT) pada rute Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) melalui Tebet yang belum pernah dilintasi bus listrik sebelumnya.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petugas berjalan melintasi bus listrik Transjakarta saat peluncuran uji coba bus tersebut di Pool Transjakarta, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan tiga bus listrik Transjakarta merek Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon untuk diujicobakan di jalur nonBus Rapid Transit (BRT) pada rute Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) melalui Tebet yang belum pernah dilintasi bus listrik sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan bus listrik diharapkan bisa memperbaiki kualitas udara yang tercemar akibat asap kendaraan bermotor. Kasubdit Angkutan Orang Antar Kota Kementerian Perhubungan Handa Lesmana berharap jika banyak bus listrik, kualitas udara jadi membaik.

Polusi dan pencemaran udara menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama di perkotaan, dengan kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi. Pada awal pandemi, banyaknya kendaraan yang tidak beroperasi terbukti berpengaruh terhadap kualitas udara yang membaik.

Baca Juga

Pemerintah mendorong kendaraan umum berbasis listrik demi mewujudkan komitmen emisi nol karbon paling lambat pada 2060. Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan kelak harus ramah lingkungan, yakni berbasis listrik.Masih banyak tantangan yang harus dihadapi agar kendaraan listrik kian populer di Indonesia, diantaranya adalah memperbanyak stasiun pengisian daya.

"Kendala bus listrik masih di teknologi baterai sehingga masih riskan untuk pergerakan jauh," katanya, Rabu (8/6/2022).

Handa mengatakan, pemerintah sudah membuat regulasi untuk mendukung penggunaan bus listrik agar bisa mengeksekusi kebijakan yang mendukung ke arah kendaraan ramah lingkungan. Regulasi yang telah ada kelak bisa disesuaikan dengan kemajuan teknologi mutakhir.

"Yang penting keamanan tetap terjaga meski ada perubahan regulasi, regulasi harus sejajar dengan safety," katanya.

Pemerintah memiliki target implementasi angkutan massal perkotaan berbasis listrik. Diharapkan sebanyak 90 persen angkutan massal sudah berbasis listrik di 34 provinsi pada tahun 2030.

Pemerintah juga memiliki program implementasi angkutan kawasan pariwisata berbasis listrik yang ditargetkan mulai terwujud pada 2025. Angkutan kawasan pariwisata berbasis listrik akan ada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Tana Toraja, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo, Wakatobi, Labuan Bajo, Morotai dan Likupang.

"Mulai 2025 di kawasan strategis pariwisata nasional sudah ada ancang-ancang," katanya.

Sementara itu, target elektrifikasi angkutan Antar Kota Antara Provinsi masih terkendala dengan teknologi baterai. Mengingat teknologi baterai kendaraan masih terbatas, implementasi akan dimulai untuk jenis angkutan jarak pendek seperti antar kota di pulau Jawa.

Setelah teknologi baterai berkembang dan memungkinkan bus listrik bisa menempuh jarak yang lebih jauh, diharapkan angkutan Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah seluruhnya beralih ke mobil listrik pada 2045.

Bulan ini, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) sedang menguji coba tiga bus listrik selama tiga bulan dengan rute Kampung Melayu - Tanah Abang (5F) untuk mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement