REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India sedang berjuang mengelola dampak diplomatik setelah 15 negara Muslim, termasuk negara-negara Teluk terkemuka mengajukan keluhan atas pernyataan menghina Nabi Muhammad yang dibuat pejabat Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.
Yordania, Maladewa, Libya, Turki, dan Indonesia bergabung dengan Arab Saudi, UEA, Qatar dan Kuwait dalam mengecam komentar tersebut. BJP, sebuah partai nasionalis Hindu, menskors juru bicara Nupur Sharma dan mengeluarkan Naveen Kumar Jindal pada akhir pekan setelah kemarahan atas pernyataan mereka.
Partai yang berkuasa dan pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah menjauhkan diri dari komentar, yang mereka gambarkan sebagai pandangan elemen pinggiran. Namun, permasalahan tampaknya masih jauh dari selesai.
UEA menyatakan kutukan dan penolakannya terhadap (pernyataan) yang menghina Nabi Muhammad dan menggarisbawahi perlunya menghormati simbol-simbol agama dan tidak melanggarnya, serta menghadapi ujaran kebencian dan kekerasan. Qatar, Kuwait dan Iran memanggil utusan India di masing-masing negara untuk mengajukan keluhan yang kuat. Maladewa, Afghanistan dan Pakistan juga mengajukan protes resmi ke New Delhi.
Tokoh agama di Oman dan Mesir mengkritik partai yang berkuasa di India, menggambarkan komentar itu sebagai perang terhadap semua Muslim. Produk India seperti beras dan rempah-rempah dikeluarkan dari rak di supermarket Kuwait setelah ulama menyerukan boikot terhadap barang-barang negara itu.
New Delhi, yang telah memperkuat kemitraan ekonomi dan strategis dengan negara-negara Teluk di bawah pemerintahan Modi, segera mengambil langkah untuk menghukum para pejabat tersebut. Kontroversi tersebut dapat membuktikan kemunduran bagi hubungan yang berkembang antara India dan negara-negara Teluk yang memainkan peran penting dalam ekonominya.
Mantan duta besar India untuk Yordania, Libya dan Malta Anil Trigunayat menyebut reaksi diplomatik itu sebagai titik balik India. “Ini tidak akan berdampak pada hubungan di tingkat pemerintah atau (menyebabkan) masalah besar apa pun karena negara-negara Teluk memahami posisi India bahwa itu adalah penyimpangan dan bukan praktik. Tapi kita harus melakukan sesuatu agar tidak terulang kembali. Waktunya India sadar,” kata Trigunayat kepada The National, Selasa (7/6/2022)
Sepertiga impor minyak India berasal dari Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman, dan UEA. Negara ini terlibat dalam perdagangan bernilai miliaran dolar dengan negara-negara Teluk.
Negara Teluk adalah rumah bagi lebih dari sembilan juta orang India. Mereka mengirim uang miliaran dolar ke India. India dilaporkan menerima pengiriman uang 80 miliar dolar AS atau setara Rp 1,1 triliun dari negara-negara Teluk selama tiga tahun terakhir.
Pernyataan menghina itu muncul hanya beberapa hari setelah mitra dekat New Delhi, AS, mengkritik India karena tumbuhnya intoleransi dan diskriminasi terhadap minoritas Muslim dan Kristen. Pemerintah Modi telah dituduh mendukung umat Hindu di negara yang secara resmi sekuler, dengan partai-partai oposisi menuduh BJP menodai citra India.
Baca juga : India Tolak Kecaman OKI Atas Penghinaan Nabi Muhammad
Tagar seperti #ModishamesIndia dan #ShameonBJP menjadi trending di Twitter pada hari Selasa. Namun, banyak pengguna media sosial men-tweet untuk mendukung Sharma dan Jindal, dan menuduh partai Modi tunduk pada kekuatan asing. Tren hastag seperti #boycottqatarairways dan #isupportnupursharma juga menjadi tren di Twitter di India.