Kamis 09 Jun 2022 06:53 WIB

Indonesia Terus Dorong Percepatan Vaksinasi Global

Kesenjangan vaksinasi masih terjadi meskipun pasokan vaksin global sudah memadai.

Rep: ferginadirabach/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada dan Menteri Kesehatan Ethiopia kembali memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) secara virtual pada Rabu (8/6/2022)    Tampak seorang remaja India menerima vaksin Covaxin COVID-19 di sebuah rumah sakit pemerintah, di Hyderabad, India, Senin, 3 Januari 2022. (ilustrasi)
Foto: AP/Mahesh Kumar A
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada dan Menteri Kesehatan Ethiopia kembali memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) secara virtual pada Rabu (8/6/2022) Tampak seorang remaja India menerima vaksin Covaxin COVID-19 di sebuah rumah sakit pemerintah, di Hyderabad, India, Senin, 3 Januari 2022. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada dan Menteri Kesehatan Ethiopia kembali memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) secara virtual pada Rabu (8/6/2022). Retno menyampaikan bahwa Indonesia terus mendorong percepatan vaksinasi global yang merata.

Meskipun terjadi tren positif terkait pandemi, Retno menekankan bahwa pandemi belum usai. Begitupun tugas COVAX yang belum selesai. Menurutnya kesenjangan vaksinasi masih terjadi meskipun pasokan vaksin global sudah memadai.

Baca Juga

"Kesenjangan vaksin masih terjadi. Banyak orang dengan risiko tinggi di negara berpendapatan rendah belum divaksin. Jumlah dosis vaksin yang tersedia masih belum bisa diimbangi oleh tingkat penyerapannya," kata Retno dalam keterangan pers usai pertemuan COVAX tersebut.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada COVAX AMC Summit April 2022 lalu, penting untuk segera mendorong vaksin menjadi vaksinasi. Untuk itu, lanjut Retno, diperlukan pembaharuan fokus global kepada dua hal penting, yaitu memberi prioritas pendanaan pada upaya vaksinasi, dan mengintegrasikan vaksinasi Covid-19 ke dalam intervensi kesehatan lainnya.

Retno juga menegaskan bahwa COVAX saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari arsitektur kesehatan global.  Ia mencatat bahwa keberadaan COVAX menjadi penting karena perlu dipeliharanya solidaritas multi-pemangku kepentingan di tingkat global dan perlu dilestarikannya akses yang setara terhadap solusi kesehatan, khususnya bagi negara-negara berkembang."Ini adalah alasan fundamental kenapa COVAX harus terus ada setelah 2022 dan usai pandemi," tegas Retno.

Secara global hampir 12 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan dan pasokan vaksin yang tersedia saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi global. Pencapaian ini tak lepas dari peran COVAX sekaligus menjadi bukti bahwa multilateralisme dapat membuahkan hasil.

COVAX AMC merupakan mekanisme global yang bertujuan menyalurkan vaksin secara gratis kepada negara anggotanya, yaitu 92 negara berpendapatan menengah ke bawah dan berpendapatan rendah. Hingga 3 April 2022, Indonesia telah menerima 130.662.975 dosis vaksin dari skema mekanisme COVAX AMC ini maupun skema dose-sharing bilateral.Secara keseluruhan, COVAX sendiri hingga kini telah mengirimkan 1.5 miliar dosis vaksin ke 144 negara. Sekitar 88 persen diantaranya dikirimkan ke 87 negara AMC.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement