REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen pada 2022. Adapun proyeksi ini turun dari sebelumnya yang sebesar 5,2 persen pada rilis Desember 2021.
Dalam laporan yang baru saja dirilis, Kamis (9/6/2022), OECD menyebutkan kelompok pengeluaran satu-satunya yang akan mengalami kontraksi berasal dari konsumsi pemerintah. Tercatat konsumsi pemerintah terkontraksi 6,3 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya, seperti konsumsi rumah tangga diproyeksi 5,3 persen dan investasi 3,8 persen.
Ekspor dan impor juga diprediksi tumbuh double digit pada tahun ini, yakni masing-masing 13,1 persen dan 11 persen. Meski pertumbuhan ekonomi ini dipangkas, namun secara garis besar OECD menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dari realisasi tahun lalu sebesar 3,7 persen.
Hal ini didorong oleh penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang memberikan dampak pulihnya permintaan domestik serta pariwisata yang perlahan mulai bangkit dan dibuka oleh pemerintah. OECD juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi tiga persen dari sebelumnya 4,5 persen pada laporan Desember.