REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Joe Biden pada Rabu (8/6) mengumumkan proposal kemitraan ekonomi baru Amerika Serikat (AS) dengan Amerika Latin. Kemitraan ini bertujuan untuk melawan pengaruh China yang semakin meningkat.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KT Amerika di Los Angeles, Biden berusaha meyakinkan para pemimpin tentang komitmen pemerintahannya terhadap kawasan Amerika Latin, meskipun ada kekhawatiran bahwa Washington terkadang masih berusaha mendikte negara tetangga di wilayah selatan yang lebih miskin. Jajaran kepala negara dan pemerintahan yang hadir dalam KTT Amerika menipis menjadi 21. Biden tidak mengundang Kuba, Venezuela dan Nikaragua dalam konferensi tersebut, sehingga mendorong Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dan beberapa pemimpin lainnya memboikot KTT Amerika.
"Kita harus berinvestasi untuk memastikan perdagangan kita berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam menciptakan rantai pasokan yang lebih tangguh, lebih aman, dan lebih berkelanjutan," kata Biden.
Biden menyerukan peningkatan keterlibatan ekonomi AS, termasuk lebih banyak investasi dan membangun kesepakatan perdagangan. Seorang pejabat senior AS mengatakan, kemitraan ekonomi baru AS dengan Amerika Latin tidak mencakup keringanan tarif dan fokus pada mitra yang sudah memiliki perjanjian perdagangan dengan AS. Pejabat itu menambahkan, negosiasi diperkirakan akan dimulai pada awal musim gugur.
Kerangka kerja sama ekonomi tersebut disusun sebagai platform untuk menunjukkan kepemimpinan AS dalam menghidupkan kembali ekonomi Amerika Latin. Termasuk mengatasi rekor tingkat migrasi di perbatasan AS-Meksiko.
Rencana AS juga mengusulkan untuk merevitalisasi Bank Pembangunan Inter-Amerika dan menciptakan lapangan kerja energi bersih. Namun, pemerintah tampaknya bergerak dengan hati-hati, karena inisiatif yang mempromosikan pekerjaan di luar negeri dapat menghadapi tekanan balik terhadap proteksionis AS.
Agenda KTT Amerika telah dinodai oleh boikot parsial oleh para pemimpin yang kecewa dengan keputusan Washington, yang mengecualikan Kuba, Venezuela, dan Nikaragua dari konferensi tersebut. Akibatnya, dalam KTT Amerika Biden lebih banyak bertemu dengan menteri luar negeri ketimbang pemimpin negara.
China telah memperluas kesenjangan dengan Amerika Serikat, dalam perdagangan di sebagian besar Amerika Latin sejak Biden mulai menjabat pada Januari 2021. Analisis eksklusif Reuters terhadap data perdagangan AS dari 2015-2021 menunjukkan bahwa, China telah menyusul Amerika Serikat dengan memperluas perdagangan di Amerika Latin.
"Penangkal terbaik untuk masuknya China di kawasan ini (Amerika Latin) adalah memastikan bahwa, kami meneruskan visi afirmatif untuk kawasan itu secara ekonomi," kata pejabat pemerintah AS yang berbicara dengan syarat anonim.
Para penasehat Biden telah membingkai KTT Amerika sebagai kesempatan bagi Amerika Serikat untuk menegaskan kembali kepemimpinannya di Amerika Latin. Terutama setelah bertahun-tahun diabaikan secara komparatif di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Namun ketegangan diplomatik meningkat, ketika Washington memilih untuk tidak mengundang Kuba, Venezuela, dan Nikaragua karena negara tersebut melanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi. Presiden Lopez Obrador mengatakan, langkah Washington ini dapat menimbulkan perpecahan regional.