Kamis 09 Jun 2022 12:30 WIB

Shanghai Berlakukan Pembatasan Sosial di Sebagian Wilayah Kota

Sejumlah warga di Distrik Minhang diminta tetap tinggal di rumah selama dua hari.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Warga berpose di sepanjang pematang, Rabu, 1 Juni 2022, di Shanghai. Lalu lintas, pejalan kaki dan pelari muncul kembali di jalan-jalan Shanghai pada hari Rabu ketika kota terbesar di China mulai kembali normal di tengah pelonggaran penguncian COVID-19 dua bulan yang ketat yang telah menarik protes yang tidak biasa atas penerapannya yang berat.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Warga berpose di sepanjang pematang, Rabu, 1 Juni 2022, di Shanghai. Lalu lintas, pejalan kaki dan pelari muncul kembali di jalan-jalan Shanghai pada hari Rabu ketika kota terbesar di China mulai kembali normal di tengah pelonggaran penguncian COVID-19 dua bulan yang ketat yang telah menarik protes yang tidak biasa atas penerapannya yang berat.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Sebagian Kota Shanghai mulai diberlakukan pembatasan sosial yang baru. Sejumlah warga di Distrik Minhang diminta tetap tinggal di rumah selama dua hari untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

Melalui aplikasi kirim pesan WeChat pada Kamis (9/6/2022) pemerintah mengumumkan Minhang yang dihuni 2 juta orang akan menggelar tes asam nukleat untuk seluruh warganya pada 11 Juni mendatang. Pembatasan kemudian akan dicabut setelah tes massal selesai.

Baca Juga

Pada Rabu (8/6/2022), Shanghai melaporkan empat kasus infeksi virus corona dengan gejala. Semua zona sudah berada dalam karantina wilayah. Tidak ada kasus baru di Distrik Minhang.

Pekan lalu Shanghai mencabut karantina yang diberlakukan seluruh di kota selama dua bulan. Sejumlah komplek pemukiman kembali ditutup saat pihak berwenang melanjutkan kebijakan "nol-Covid" dinamis yang bertujuan memotong rantai penularan secepat mungkin.

Artinya pihak berwenang bergerak cepat dalam menahan pergerakan warga dan menggelar tes di tempat yang terdapat kasus infeksi. Serta kontak dekat, yang pernah tinggal atau berkunjung ke tempat itu.

Pemerintah lokal di sejumlah jalan mengumumkan meminta warga yang tinggal di daerah yang ditetapkan untuk tinggal di rumah selama dua hari. Kemudian 12 hari lagi saat tes massal digelar pada Kamis ini.

Berdasarkan pengumuman itu setidaknya 12 pemukiman di Shanghai yang harus menjalani tes lima kali sampai 23 Juni. Mereka juga diminta untuk menutup pintu rumah sampai hari Sabtu (11/6/2022).

Pagar hijau dan bambu yang dicat merah bertebaran di jalan-jalan selama satu pekan terakhir sebagai tanda pemukiman di sekitarnya ditutup. Warga marah dengan kebijakan itu.  

Wakil kepala komisi kesehatan Shanghai Zhou Dandan mengatakan kota itu akan melanjutkan kebijakan pembatasan sosial ke berbagai wilayah bahkan ke wilayah yang tidak diidentifikasi sebagai "resiko tinggi".

"Berdasarkan asesmen pencegahan dan pengendalian pandemi, langkah-langkah yang berkaitan akan diterapkan secara dinamis, kami berharap masyarakat terus memahami dan bekerja sama," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement