Kamis 09 Jun 2022 13:44 WIB

Di Rapat Banggar, Luhut Sampaikan Unek-Unek Soal Borobudur 

Penetapan tarif wisata Candi Borobudur dilakukan melalui proses panjang.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Banggar DPR berjabat tangan dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di DPR RI.
Foto: Humas DPR RI
Ketua Banggar DPR berjabat tangan dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di DPR RI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan uneg-unegnya soal kritik yang ia terima terkait tarif tiket wisata Candi Borobudur dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, hari ini, Kamis (9/6). Luhut menjelaskan, penetapan tarif wisata Candi Borobudur dilakukan melalui proses panjang.

"Seperti Borobudur, saya terus dikritik. Itu proses panjang. Jadi kesempatan uneg-uneg saya juga ya, jadi jangan bapak-ibu aja yang uneg-uneg. Saya juga nih dikit," kata Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6).

Luhut mengatakan, persoalan Candi Borobudur tidak hanya menjadi tanggung jawab sejumlah kementerian yang berada di bawah Kementerian Koordinator Marinves seperti Kementerian Parekraf dan Kementerian PUPR, melainkan juga melibatkan kementerian di  bidang koordinator lain seperti Kemendikbud. Karena itu, menurutnya. diperlukan integrasi. 

"Nggak bisa sendiri pak. Itu sebabnya republik kita nggak selesai-selesai karena kita terlalu segmented, terlalu oh itu kekuasaan saya. Tidak bisa begitu pak," tegasnya.

Luhut mengatakan, pemerintah akhirnya melakukan studi komprehensif terkait kondisi Candi Borobudur saat ini. Tarif tiket seharga Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal, menurutnya, keluar setelah dilakukan kajian. 

"Tapi, karena ribut-ribut semua, saya bilang ya udah deh tunda aja dulu deh, nanti kita lihat lagi pelajari," ucapnya. 

Dia juga menyayangkan, kritikan yang disampaikan sejumlah pihak kepadanya. Dia pun meminta kepada anggota dewan untuk menanyakan langsung kepadanya ketimbang berkoar-koar di media.

"Jadi ya ada yang kadang-kadang maaf, teman-teman bapak ibu juga yang langsung kritik saya, nembak 12 pas nggak tahu masalahnya. Jadi kalau boleh mohon lain kali telepon saya saja pak, masalahnya apa sih," tuturnya.

"Jadi jangan cari, mohon maaf bapak ibu, cari popularitas dengan nyerang saya pak. Saya ini hanya pelaksana aja pak. Percaya lah, saya nggak akan lakukan yang di luar anu pak, semau-mau saya. Tidak. Semua yang saya kerjakan basisnya studi pak, basisnya data," ungkapnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement