Harga Cabai di Yogyakarta Sentuh Rp 90 Ribu, Masyarakat Mengeluh
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu pedagang komoditas sayur mayur dan bahan pokok di Pasar Demangan Yogyakarta. | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga cabai rawit merah terus mengalami kenaikan. Salah satu penjual cabai merah di Pasar Demangan, Yogyakarta, Keriyanto mengatakan, harga cabai rawit merah naik secara signifikan sejak Hari Raya Idul Fitri.
Saat ini komoditas itu dibanderol dengan harga Rp 90 ribu per kilogram. "Naik setelah Lebaran, sebelumnya harganya sekitar Rp 50 sampai Rp 60 ribu per kg-nya," jelas dia saat ditemui di Pasar Demangan, Rabu (9/6/2022).
Ia mengaku kenaikan harga ini cukup mengurangi penjualan. Masalahnya, pembeli terpaksa harus mengurangi pembelian cabai rawit akibat harganya terus melambung.
"Pembeli berkurang setengah dari biasanya. Ya semoga sih harga bisa distabilkan lagi. Paling tidak di angka Rp 50 ribu per kg," ungkapnya.
Menurut Keriyanto naiknya harga cabai pengaruh dari musim. Suhu lembab membuat tanaman cabai rawan terserang hama penyakit.
"Harga naik itu soalnya banyak cabai terserang hama patek (busuk buah), karena memang cuacanya begini," kata dia.
Selain itu, menurut penjual lainnya, Tumiyem, tidak hanya cabai merah yang harganya naik. Bahan pokok yang lain juga mengalami kenaikan.
"Pembeli pada mengeluh, soalnya tidak hanya cabai yang naik tapi tomat, bawang merah, kubis, dan wortel. Harapan kedepannya harga stabil kembali, biar yang bawah bisa beli seperti biasanya" kata Tumiyem.
Kenaikan harga bahan pokok, khususnya cabai ini, dikeluhkan pembeli. Salah satu penjual makanan, Mustiana mengaku, naiknya harga cabai memengaruhi keuntungan. Sebab itu, ia berharap harga mahal cabai tidak akan lama.
"Kalau terlalu mahal kita untungnya tipis, kita tidak ada untung soalnya kita beli cabainya ya sama tiap harinya. Pengennya harganya standar aja, jangan naik terlalu tinggilah, ya semoga aja ini cuma sebentar," ungkap Intan.