Kamis 09 Jun 2022 15:43 WIB

PKS dan PKB Sepakat Bentuk Poros Ketiga

PKS tidak masalah apabila Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ingin menjadi capres.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Assegaf Al Jufri bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (dari kiri ke kanan) saat menghadiri Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Milad ke-20 PKS yang dihadiri oleh ribuan anggota simpatisan PKS, ketua umum partai dan tokoh-tokoh nasional itu bertemakan Kolaborasi Melayani Indonesia. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Assegaf Al Jufri bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (dari kiri ke kanan) saat menghadiri Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Milad ke-20 PKS yang dihadiri oleh ribuan anggota simpatisan PKS, ketua umum partai dan tokoh-tokoh nasional itu bertemakan Kolaborasi Melayani Indonesia. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Jenderal DPP PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengaku partainya sepakat dengan PKB untuk membentuk poros ketiga dalam kontestasi Pilpres 2024. "Saya berharap poros ketiga, kenapa? karena yang satu sudah jelas poros-nya, kedua sudah jelas, yang ketiga ini membongkar kebuntuan, tembok 'berlin" kita pecahkan," kata Aboe Bakar usai bertemu Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Aboe Bakar berharap pertemuan gabungan tersebut akan menjadi magnet untuk para partai politik yang lain bergabung. Menurut dia, jumlah kursi PKS di DPR sebanyak 50 dan PKB sebanyak 58 sehingga hanya membutuhkan 7 kursi untuk bisa mengusung pasangan calon presiden-calon wakil presiden.

Baca Juga

"Artinya tinggal satu partai politik (untuk bergabung dalam koalisi). Ya kita lihat semoga berjalan panjang umur dan bisa bertahan," ujarnya.

Menurut dia, koalisi yang dibangun PKS-PKB menginginkan agar tidak terjadi politik identitas yang berlebihan, polarisasi, dan gesekan di masyarakat. Dia mengatakan, PKS tidak masalah apabila Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ingin menjadi capres untuk diusung di Pilpres 2024.

"Kita inginnya 3 bulan sebelum sudah oke, misalkan, Muhaimin Iskandar mau jadi presiden, silakan bismillah tidak masalah. Bagi PKS tidak penting presiden atau wapres," tuturnya.

Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid menilai Pilpres 2024 harus dilalui dengan suasana yang sejuk, dan partai-nya bisa mengambil peran untuk lebih mempersatukan keadaan. Dia mengaku bersyukur PKS juga memiliki pandangan yang sama bahwa tidak boleh lagi terjadi politik identitas karena dikhawatirkan terjadi perpecahan di masyarakat.

"Hari ini menurut saya bukan sosok, namun sistem dan cara pikir yang mempertemukan yang saya sebut dengan satu kalimat yang mempertemukan, mengutuhkan, mendamaikan. Tidak ada lagi pembelahan, tidak ada lagi saling curiga, tidak ada lagi saling menjatuhkan, tidak ada lagi politik yang saling menghina," tuturnya.

Menurut dia, kedepan pasti ada pertemuan lanjutan antara Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu untuk mematangkan konsep koalisi kedua partai tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement