Kamis 09 Jun 2022 21:44 WIB

Masyarakat Diminta Waspadai Kembali Naiknya Kasus Covid-19

Saat ini kasus Covid-19 kembali mengalami kenaikan meski disebut terkendali.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Warga menikmati wahana pasar malam di Desa Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (9/6/2022). Wahana pasar malam yang menyajikan beragam permainan dan hiburan kini kembali bergeliat seiring meredanya kasus COVID-19 dan kelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Warga menikmati wahana pasar malam di Desa Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (9/6/2022). Wahana pasar malam yang menyajikan beragam permainan dan hiburan kini kembali bergeliat seiring meredanya kasus COVID-19 dan kelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus konfirmasi Covid-19 terus meningkat dua hari terakhir, pada Kamis (9/6/2022), sebanyak 556 orang dinyatakan positif Covid-19. Jumlah tersebut meningkat dibanding hari sebelumnya 520 kasus pada Rabu (8/6/2022).

Total kasus positif Covid-19 di Indonesia sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu menjadi 6.058.736 kasus. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak yakni sejumlah 276 kasus. Jumlah tersebut menurun dibanding hari sebelumnya yang tercatat sebanyak 288 kasus.

Baca Juga

Menyusul DKI, Jawa Barat mencatat ada 86 kasus. Kemudian pada posisi ketiga adalah Banten yang mencatatkan kasus sebanyak 79 orang positif Covid-19.

Ahli epidemiologi, Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menilai risiko lonjakan kasus Covid-19 sulit dihindari jika tidak dibarengi dengan penguatan imunitas berupa vaksinasi booster yang menurutnya merupakan kriteria vaksin lengkap selama masa Omicron. Terlebih, lanjut Dicky, saat ini Singapura telah mengumumkan untuk waspada gelombang Covid-19 baru, terutama Omicron, di Juli atau Agustus 2022 ini.

"Kemungkinan gelombang khusus BA.4 BA.5 ini karena kita baru melihat landscape imunitas kita yang terbangun, dan ini tidak bisa hanya melihat dari yang sudah pernah terinfeksi, ini harus melihat pada status berapa orang yang sudah dibooster, dosis ketiga pesan pentingnya," kata Dicky kepada Republika, Kamis.

Dicky menekankan kelompok rentan mulai dari kelompok lanjut usia (lansia) hingga komorbid harus menjadi prioritas vaksinasi dosis booster. Menurutnya, 70 persen dari populasi rentan di Indonesia harus sudah divaksinasi booster dan untuk populasi umum setidaknya cakupan mencapai 50 persen.

"Jika itu terpenuhi, kondisi relatif aman, artinya potensi kematian, potensi orang masuk RS karena bergejala parah dan masuk ICU itu menjadi lebih kecil," ujarnya.

Masyarakat, lanjut Dicky, juga harus bisa mempelajari risiko penularan. Salah satu perilaku yang harus dilakukan adalah sadar dan tahu kapan harus menggunakan masker serta menjaga jarak di kerumunan.

Selain penerapan protokol kesehatan, ventilasi sirkulasi udara juga harus diperhatikan dengan baik. Jika aspek tersebut belum terpenuhi, Dicky memperkirakan sulit Indonesia terhindar dari gelombang baru Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat dan Pemerintah Daerah senantiasa berhati-hati dan tidak lengah. Perlu diperhatikan, bahwa terjadi kenaikan tren kasus positif selama 3 minggu terakhir yang diikuti kenaikan kasus aktif dalam 4 hari terakhir. Padahal, selama 3 bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron, kasus berhasil dipertahankan tetap stabil.

"Meskipun angkanya terbilang belum signifikan, namun sudah seharusnya kita belajar dari kenaikan kasus pada gelombang Covid-19 yang telah kita alami bersama. Harus diwaspadai adanya kenaikan dalam jumlah yang sekecil apa pun," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 secara virtual, yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden, Rabu (8/6/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement