REPUBLIKA.CO.ID, TAKENGON - Harga kopi arabika Gayo terus melambung hingga menyentuh harga tertinggi sepanjang sejarah. Kopi jenis green bean telah menyentuh Rp 110 ribu per kilogram sampai Rp 115 ribu per kilogram.
Eksportir kopi Gayo Arniadi mengatakan saat ini kopi Gayo jenis green bean dry process (DP) di pasar global sudah mencapai harga Rp 110 ribu sampai Rp 115 ribu per kilogram dari harga tertinggi sebelumnya Rp 92 ribu per kilogram. Ia menjelaskan untuk harga kontrak grade 1 Sekarang di daerah saja harganya sudah mencapai Rp 90 ribu per kilogram. Menurutnya harga kopi Gayo terus merangkak naik sejak setahun terakhir akibat dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang melanda negara-negara penghasil kopi dunia seperti Brasil, Kolombia, dan Meksiko.
"Akibat dari cuaca ekstrem tahun lalu, negara-negara ini kehilangan sekitar 30 persen lahan perkebunan kopi mereka dan perlu waktu lama untuk pulih," katanya di Takengon, Kamis (9/6/2022).
Situasi tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi penjualan kopi Gayo di pasar global saat ini. Arniadi juga memprediksi panen kopi Gayo di Aceh Tengah dan Bener Meriah pada tahun ini akan terjadi lebih awal yakni sekitar bulan September 2022.
"Kita perkirakan harga kopi ini akan tetap bertahan pada musim panen nanti. Sekarang harga normal kopi gelondongan di tingkat petani mencapai Rp 150 ribu per kaleng, sebelumnya Rp 120 ribu per kaleng," sebutnya.
Arniadi mengatakan produksi kopi di Gayo saat ini juga berkurang sehingga juga akan mempengaruhi kenaikan harga kopi Gayo di tingkat petani. "Sekarang harga normal kopi gelondong di tingkat petani sudah naik menjadi Rp 150 ribu per kaleng. Namun di lapangan juga sudah ada yang membeli dengan harga Rp 165 ribu sampai Rp 170 ribu per kaleng," kata dia.