REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebuah serangan pesawat tak berawak atau drone Iran di Kurdistan, Irak bertujuan menargetkan operasi intelijen Israel. Kantor Berita Fars Iran melaporkan, drone itu milik Iran dan menargetkan regu pembunuh dari badan intelijen Israel, Mossad.
Media Iran lebih lanjut mengeklaim, drone yang dilaporkan sebagai kamikaze, berhasil membunuh Ilak Ron, yang diduga komandan unit pembunuhan Mossad. Termasuk seorang tentara operasi khusus Israel bernama Amit Romen. Media Israel membantah laporan tersebut.
Dilansir Middle East Monitor, Jumat (10/6/2022), serangan pesawat tak berawak di Erbil diduga sebagai tanggapan atas serangkaian kematian pejabat senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam beberapa bulan terakhir. Iran menuding Israel berada di balik pembunuhan itu.
Pada Mei, IRGC dilaporkan menembakkan artileri ke daerah utara Erbil untuk menargetkan pangkalan Israel. Di bulan sebelumnya, IRGC menembakkan rudal balistik ke wilayah Kurdi yang menargetkan "pusat strategis untuk konspirasi dan kejahatan zionis".
Iran dan milisi proksinya di wilayah tersebut telah lama menuduh wilayah Kurdi Irak dan pemerintahan semi-otonomnya, bekerja sama secara diam-diam dengan Israel. Bulan lalu, milisi Syiah Irak mengeklaim, Erbil melatih kelompok-kelompok bersenjata dengan dukungan Israel. Pejabat Irak mengatakan, tidak ada bukti yang ditemukan mengenai keberadaan atau pangkalan Mossad di Erbil.
Menurut sebuah pernyataan oleh dinas kontra-terorisme Kurdistan Irak, sebuah kendaraan udara tak berawak (UAV) dengan bom yang terpasang di atasnya meledak di sebuah jalan di Erbil pada Rabu (8/6/2022). Insiden ini melukai tiga orang dan merusak beberapa mobil.
Menyusul insiden itu, Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi langsung menelepon Perdana Menteri Kurdi, Masrour Barzani. Dalam panggilan telepon tersebut, Baghdad menyatakan akan bekerja sama dengan Erbil untuk menemukan pelaku serangan dan meminta pertanggungjawaban mereka.