Jumat 10 Jun 2022 07:48 WIB

Harimau Putih yang Direhabilitasi di PR HSD Mati

Selama direhabilitasi di PR HSD, harimau Puti dalam kondisi sehat

Rep: Febrian Fachri / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Harimau Sumatera. Selama direhabilitasi di PR HSD, harimau Puti dalam kondisi sehat
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Ilustrasi Harimau Sumatera. Selama direhabilitasi di PR HSD, harimau Puti dalam kondisi sehat

REPUBLIKA.CO.ID,  DHARMASRAYA— Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat mengonfirmasi seekor harimau sumatra yang direhabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) mati. Harimau Puti mati pada Rabu (8/6/2022) kemarin.  

"Rabu, 8 Juni 2022  Balai KSDA Sumatera Barat mendapatkan kabar duka kematian Harimau Sumatera Puti Maua Agam  di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD)," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Ardi Andono, Ardi, Kamis (9/6/2022). 

Baca Juga

Ardi menjelaskan, Harimau Puti Maua diselamatkan di Jorong Kayu Pasak Timur Nagari Salareh Aie Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat beberapa bulan lalu. 

Selama direhabilitasi di PR HSD, keadaan Harimau Puti menurut Ardi dalam keadaan sehat dan siap dilepasliarkan ke habitatnya dalam waktu dekat.

Di saat BKSDA bersama PR HSD masih melakukan persiapan pelepasliaran Puti Maua, kondisi kesehatan satwa liar tersebut menurun. 

Dari 18–27 Mei 2022 Harimau Puti mengalami gejala penurunan nafsu makan dan minum, feses lembek berwarna putih kapur serta terdapat luka di punggung yang sudah mengarah ke myiasis. 

Tim Medis PR-HSD kata Ardi telah melakukan penanganan medis dengan pemberian vitamin dan obat-obatan baik secara injeksi maupun oral.  Kondisi Harimau Sumatera Puti Maua Agam sempat membaik dengan ditandai dengan nafsu makan dan minum mulai normal, luka myasis membaik 70 persen serta perilaku kembali agresif dan responsif. 

Pada 6-7 Juni 2022, dilaporkan kembali Puti Maua Agam mengalami penurunan Kesehatan kali ini disertai  sesak nafas dan pernafasan dangkal, hipersalivasi serta mulut berbuih. Tim Medis telah melakukan penanganan dengan pemberian atropine sulfat dan nebu salbutamol, sehingga berhasil mengurangi buih dan hipersalivasi.

"Apa yang terjadi pada Puti Maua Agam , merupakan tragedi bagi satwa dilindungi di Indonesia dan juga menyisakan duka mendalam bagi seluruh tim medis PR-HSD, Balai KSDA Sumatra Barat terutama bagi masyarakat Jorong Kayu Pasak Timur Nagari Salareh Aie Kecamatan Palembayan," ujar Ardi.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement