Jumat 10 Jun 2022 09:22 WIB

China Kecam Keras AS Jual Peralatan Militer ke Taiwan

Beijing menilai, penjualan peralatan militer oleh AS melanggar prinsip satu-China.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
AS telah menyetujui kemungkinan penjualan suku cadang senilai 120 juta dolar AS untuk membantu Taiwan memelihara kapal tempurnya.
Foto: EPA-EFE/TAIWAN MINISTRY OF DEFENSE
AS telah menyetujui kemungkinan penjualan suku cadang senilai 120 juta dolar AS untuk membantu Taiwan memelihara kapal tempurnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengecam keras keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menjual peralatan militer ke Taiwan. Beijing menilai, hal itu melanggar prinsip satu-China.

“China dengan tegas menentang dan mengecam keras hal ini (keputusan AS menjual peralatan militer ke Taiwan),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Zhao Lijian dalam pengarahan pers pada Kamis (9/6/2022), dikutip laman resmi Kemenlu China.

Baca Juga

Dia menegaskan, penjualan senjata ke Taiwan oleh AS secara serius melanggar prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS, terutama Komunike 17 Agustus. Selain merusak hubungan Beijing-Washington, penjualan senjata ke Taipei juga berdampak negatif terhadap perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan.

“AS harus mematuhi prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS, mencabut rencana penjualan senjata, serta menghentikan penjualan senjata ke dan hubungan militer dengan Taiwan. China akan terus mengambil langkah tegas untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan keamanannya dengan tegas,” kata Zhao.

AS telah menyetujui kemungkinan penjualan suku cadang senilai 120 juta dolar AS untuk membantu Taiwan memelihara kapal tempurnya. Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan AS (DSCA) mengatakan telah menyampaikan kepada Kongres tentang sertifikat yang diperlukan usai Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan tersebut. Kedutaan Besar de facto Taiwan di Washington yang mengajukan permintaan suku cadang itu. 

DSCA mengatakan penjualan itu mencakup suku cadang kapal dan sistem perkapalan. "Penjualan yang diusulkan akan berkontribusi pada keberlanjutan armada kapal permukaan penerima, meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan," kata DSCA dalam pernyataan, Rabu (8/6/2022) lalu.

DSCA mengatakan penjualan itu mencakup suku cadang kapal dan sistem perkapalan. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Taiwan mengatakan kesepakatan dengan AS tersebut diperkirakan akan berjalan dalam satu bulan. Kemenhan Taiwan pun mengucapkan terima kasih kepada Washington atas kesediaannya menjual suku cadang tersebut. "Suku cadang kapal yang sudah AS setuju jual akan membantu memelihara peralatan dan konsumsi angkatan laut kami dengan layak serta memenuhi kebutuhan tugas kesiagaan tempur," katanya. 

China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang terseret ke dalam konfrontasi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement