Jumat 10 Jun 2022 14:52 WIB

Nasdem Tegaskan Arah Koalisi Ditentukan Setelah Rakernas

Menurut Nasdem, koalisi dibangun bukan karena kelatahan atau reaktif.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Wakil Ketua Baleg Fraksi Partai Nasdem Willy Aditya menjelaskan perkembangan RUU Cipta Kerja, di ruang Fraksi Partai Nasdem, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (25/9).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Baleg Fraksi Partai Nasdem Willy Aditya menjelaskan perkembangan RUU Cipta Kerja, di ruang Fraksi Partai Nasdem, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, merespons ajakan PKB dan PKS untuk ikut bergabung dalam koalisi yang dibentuk oleh keduanya. Namun Willy menegaskan partainya sampai saat ini belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai mana Nasdem di Pemilu 2024 mendatang.

"Nanti pascarakernas yang akan digelar pertengahan bulan ini mungkin akan ditentukan dengan siapa kita akan membangun koalisi," kata Willy kepada Republika.co.id, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga

Menanggapi soal koalisi yang dibentuk PKB dan PKS, Willy menilai sah-sah saja jika PKB dan PKS ingin membentuk koalisi. Menurutnya wajar jika jelang pemilu sejumlah partai sudah memikirkan langkah-langkah politiknya.

"Pada prinsipnya, mau bentuk koalisi apapun, sah sah saja dan tidak ada masalah," kata Willy.

Willy menilai, politik bukan hanya sekadar pembentukan koalisi. Namun alam politik dalam negeri saat ini membuat fenomena semacam itu wajar terjadi. Menurutnya yang terpenting koalisi dibangun bukan karena kelatahan atau reaktif saja.

"Akan lebih bagus jika sebuah koalisi dibangun atas dasar pemikiran atau kepentingan yang lebih strategis," ujarnya.

Koalisi PKB dan PKS masih membutuhkan satu partai lagi. Keduanya secara terbuka mengajak partai-partai lain untuk bergabung ke dalam koalisi tersebut. Hal itu diungkapkan Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi. "Kalau ketemu begini, ini hamba-hamba Allah capres ingin melihat kita, lalu ketemu Aboe Bakar 'kapan kita jumpa?' welcome, kita siap dengan Nasdem, kita siap dengan Demokrat, kita siap dengan yang lain, kita siap enggak ada masalah," tutur Aboe.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

(QS. Al-Baqarah ayat 217)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement