REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para pemimpin Australia dan Selandia Baru pada Jumat (10/6/2022) berjanji untuk membawa hubungan kedua negara ke "tingkat baru" melalui kerja sama yang lebih besar mengenai perubahan iklim dan keamanan regional di Pasifik.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan Australia dan Selandia Baru berbagi keprihatinan mengenai kondisi Pasifik ketika China mendorong untuk memperluas pengaruhnya di kawasan itu.
"Kami berada di depan Pasifik," kata Albanese kepada wartawan di Sydney pada sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
"Perdana menteri (Ardern) dan saya bertekad untuk membawa hubungan Trans-Tasman ke tingkat yang baru," ujarnya.
Trans-Tasman adalah kata yang digunakan terutama untuk menandakan hubungan antara Australia dan Selandia Baru. Istilah tersebut mengacu pada Laut Tasman yang terletak di antara kedua negara. China baru-baru ini menyepakati pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon, yang membuat Amerika Serikat serta sekutunya Australia dan Selandia Baru khawatir.
AS dan negara-negara sekutunya selama beberapa dekade melihat negara pulau-pulau Pasifik sebagai sebagian besar wilayah pengaruh mereka. China telah menepis kekhawatiran AS dan para sekutunya dengan terus maju dan membangun hubungan di Pasifik.
China mengatakan hubungannya dengan negara Pasifik itu tidak menimbulkan ancaman militer dan membawa pembangunan serta kemakmuran yang menguntungkan semua pihak. Sepuluh negara Pasifik baru-baru ini menunda pertimbangan pembuatan pakta perdagangan dan keamanan dengan China.
Sementara itu, Albanese yang menjabat sebagai perdana menteri baru Australia setelah memenangkan pemilihan umum pada Mei, menjanjikan penduduk pulau Pasifik fokus baru dalam mengatasi perubahan iklim, yang mengancam keberadaan mereka.
Ardern menyambut baik pendirian baru Australia mengenai iklim itu. Dia menambahkan bahwa kemenangan Albanese dalam Pemilu Australia mengisyaratkan "kesempatan untuk mengatur ulang" hubungan kedua negara. Ardern merupakan pemimpin asing pertama yang mengunjungi Australia sejak pemilihan Albanese.
"Perubahan iklim adalah masalah global, masalah yang tertera besar di kawasan kami, dan kami sangat ingin bekerja sama dengan mitra Pasifik kami dalam mengatasi ancaman signifikan ini," kata Ardern.
Dia mengatakan pemerintah Selandia Baru dan Australia ingin melihat peningkatan suara negara-negara Pulau Pasifik di kawasan itu karena banyak negara tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan kepentingannya meskipun sudah banyak dialog dilaksanakan. Ardern juga menyinggung soal kebijakan deportasi Australia yang kontroversial dalam pertemuannya dengan Albanese, yang berjanji untuk "menyelesaikan" masalah tersebut.
Australia mendeportasi para warga asing, yang dihukum karena tindak kejahatan, sebagai bagian dari tindakan keras imigrasi yang juga dapat mencabut kewarganegaraan Australia pada orang-orang berkewarganegaraan ganda. Kebijakan Australia tersebut telah membuat ratusan orang dideportasi ke Selandia Baru, yakni negara yang telah tinggalkan oleh sejumlah orang sejak mereka masih anak-anak. Menurut data resmi, sekitar 670.000 warga Selandia Baru, hampir 15 persen dari populasi negara itu, tinggal di Australia.