Jumat 10 Jun 2022 18:01 WIB

Ancang-Ancang Program Dosis Keempat Vaksin Covid-19

Menimbang usulan epidemiolog, vaksinasi lengkap Covid-19 terdiri dari tiga dosis.

Petugas medis bersiap menyuntikkan vaksin booster pada warga saat pelaksanaan layanan Mobil Keliling Vaksinasi COVID-19 di kawasan Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah, Ahad (15/5/2022). Pemerintah pusat saat ini tengah membahas kemungkinan program pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Petugas medis bersiap menyuntikkan vaksin booster pada warga saat pelaksanaan layanan Mobil Keliling Vaksinasi COVID-19 di kawasan Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah, Ahad (15/5/2022). Pemerintah pusat saat ini tengah membahas kemungkinan program pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, saat ini, pemerintah tengah dalam proses pembahasan terkait pemberian dosis keempat untuk vaksinasi Covid-19. Pembahasan merespons pendapat dari ahli dan antisipasi masuknya varian baru Corona ke Indonesia.

Baca Juga

"Soal itu (dosis keempat) nanti akan kami rapatkan Senin (13/6/2022) mendatang. Baru segitu progresnya," ungkap Budi di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Dikonfirmasi terkait pembahasan vaksinasi Covid-19 dosis keempat, Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril pun membenarkannya. Menurut Syahril, sejumlah ahli epidemiologi sudah memberikan saran terkait hal itu.

"Untuk vaksinasi keempat ada kami diskusikan, ada usulan epidemiolog agar vaksin dosis penuh itu hingga tiga kali. Ini masih pertimbangan kalau ini disetujui maka booster-nya yang keempat," ujar Syahril.

Untuk saat ini, lanjut Syahril, Kemenkes akan fokus dalam pemberian vaksinasi dosis pertama dan kedua. Sebab, hingga kini, untuk cakupan vaksinasi usia di bawah 12 tahun masih di angka 62 persen.

"Kami mengejar vaksinasi lengkap dari 62 persen, kita punya pengalaman cukup dan punya strategi berharap bisa lampaui 70 persen, begitu juga dengan booster, tentu saja strategi dosis penuh dulu agar booster melampaui apa yang kita harapkan," ujar Syahril.

Pada hari ini, Kementerian Kesehatan juga mengonfirmasi adanya kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Kasus tersebut ditemukan pada hari ke-38 pascaperayaan Idul Fitri 2022.

Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril, mengungkapkan, ada empat kasus subvarian baru Covid-19, yaitu BA.4 dan BA.5. Untuk BA.4 ditemukan pada 1 orang warga negara Indonesoa (WNI), sementara BA.5 ditemukan pada 3 orang warga negara asing (WNA).

"Untuk kasus BA.4 ditemukan pada seorang laki-laki WNI ya berusia 27 tahun," ujar Syahril.

Dorongan untuk vaksinasi penuh menjadi tiga dosis terus digaungkan epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Ia meminta pemerintah untuk lebih menggencarkan vaksinasi dosis ketiga dalam rangka mencegah kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri.

"Kita masih punya PR besar dan segera harus dikejar. Penting bagi Indonesia untuk membangun imunitas di masyarakat mencapai dosis ketiga," ujar dia dalam pesan suara yang diterima Republika, Jumat.

Dicky menilai, pemberian vaksinasi dosis ketiga masih sangat minim. "Padahal, bila masyarakat belum tinggi proteksinya maka akan timbul lonjakan dan kerawanan,"

Dicky menerangkan, antibodi yang telah terbentuk setelah mendapatkan dua dosis akan berkurang dalam jangka waktu sekitar empat hingga enam bulan. Tak hanya itu, potensi reinfeksi Covid-19 masih bisa terjadi lantaran menurunnya antibodi lantaran belum mendapatkan dosis ketiga.

"Bukan hal aneh karena reinfeksi, mayoritas penduduk belum di-booster, itu salah satu hal yang membuat kasus masih bisa terjadi," kata Dicky.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement