REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta peran Ikatan Ahli Ekonomi Islam dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) ekonomi Islam atau syariah. Wapres menilai, pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia juga harus diikuti dengan sumber daya manusia yang memadai.
"Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia untuk turut ambil bagian mempersiapkan generasi muda Indonesia memahami ekonomi Islam, sehingga di masa mendatang Indonesia dapat memetik keuntungan atas semakin besarnya populasi umat Islam di dunia," ujar Wapres saat menghadiri acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Kerja Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia 2022 di Gedung Dhanapala, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Wapres mengungkap potensi ekonomi dan keuangan syariah yang menjadi modal ketahanan ekonomi di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Per Desember 2021 total aset keuangan syariah Indonesia tidak termasuk saham syariah mencapai Rp 2.050 triliun.
Selain itu, pertumbuhan positif juga dirasakan pada sektor ekonomi dan keuangan syariah global, yakni total umat muslim mengeluarkan USD 2 triliun untuk sektor makanan, farmasi, dan gaya hidup lain berprinsip syariah pada 2021.
Menurut Dewan Penasihat IAEI itu, nilai tersebut mencerminkan kenaikan dari 8,9 persen pertumbuhan dari tahun sebelumnya dan diperkirakan tumbuh sebesar 9,1 persen pada 2022.
"Potensi yang besar ini akan dapat berkembang dengan baik apabila segenap pelaku ekonomi dan keuangan syariah menerapkan tata kelola yang baik dengan menekankan prinsip-prinsip kesesuaian syariah (Good Governance Syariah)," ujarnya.
Pada acara yang mengusung tema "Memperkuat Kontribusi Melalui Inovasi dan Sinergi" ini, Wapres juga meminta agar IAEI terus mencetuskan berbagai inovasi dan terobosan baru. Salah satunya memanfaatkan Presidensi G20 untuk menawarkan ekonomi syariah sebagai solusi bagi pemulihan ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia juga meminta IAEI semakin memperkuat sinergi antarahli ekonomi Islam dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dan global, maupun pewujudan cita-cita Indonesia menjadi pusat produsen halal terkemuka dunia.
Terakhir, Wapres mengharapkan acara halalbihalal sekaligus Silaknas ini, makin mempererat dan mendorong terciptanya sinergi yang lebih luas lagi di antara seluruh anggota IAEI.
"Saya juga berharap IAEI terus memberikan kontribusi pemikiran strategis dan implementatif untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat, serta menjadi kontribusi Indonesia di tataran global," katanya.
Ketua Umum IAEI yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan anggota IAEI untuk terus melakukan kajian, pengembangan, pendidikan, dan sosialisasi ekonomi Islam demi kemajuan ekonomi nasional.
Sei Mulyani menuturkan l IAEI berkontribusi mengarusutamakan ekonomi syariah dalam membahas dan memberi solusi terhadap isu-isu strategis global dan nasional, seperti COP 26 yang membahas perubahan iklim, presidensi G20 Indonesia, RUU Ekonomi Syariah, RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, RUU Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta pencapaian _Sustainable Development Goals_ (SDGs).
"IAEI di dalam melakukan kegiatan juga terus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penelitian-penelitian ekonomi syariah dan memberikan solusi mismatch antara industri dan ekonomi syariah serta perguruan tinggi," ungkapnya.
Selain itu, IAEI juga ikut aktif meluruskan persepsi masyarakat yang kurang tepat terkait praktik-praktek ekonomi syariah di Indonesia, seperti dan termasuk pengelolaan dana haji, serta mendorong riset dan pengembangan inovasi pasar modal syariah Indonesia mencakup keuangan publik private, filantropi dan blending finance.
Dari kegiatannya, IAEI juga membuat program Syaria Bussines and and Academic Synergi untuk menyelaraskan dan menyempurnakan kurikulum rumpun prodi ekonomi dan keuangan syariah.
"Sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi," katanya.