REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar masalah politik di dalam negeri tetap dijaga kondusif. Sebab, pemerintah saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang berat yang juga dialami oleh semua negara, yakni ketidakpastian global.
Menurut Jokowi, semua kepala negara saat ini tengah berupaya untuk memulihkan kondisi ekonomi yang terdampak pandemi. Kondisi ini pun diperparah dengan adanya perang di Ukraina dan Rusia.
“Ini jangan sampai juga karena kita nanti ada perhelatan pemilu dan pilkada, ketidakpastian itu tambah lagi. Jangan sampai tambah lagi kita urusan di dalam negeri, kita jaga betul bersama-sama. Setuju? Karena masalah politik di 2024,” kata Jokowi dalam sambutannya di HUT 50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di JCC, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Ia pun meminta agar semua pihak berhati-hati dalam menjaga kondusivitas di dalam negeri. Jokowi melanjutkan, semua negara saat ini tengah menghadapi momok yang sama di bidang ekonomi, yakni terjadinya inflasi.
Meskipun di Indonesia juga mengalami sedikit kenaikan, namun Jokowi menilai inflasi masih dapat dikendalikan. Sementara di negara-negara lainnya sudah mengalami inflasi hingga di atas 70 persen. Amerika sendiri yang biasanya hanya mengalami inflasi 1 persen, saat ini melonjak menjadi 8,3 persen.
Menurut dia, diperkirakan akan terdapat 60 negara yang mengalami kesulitan keuangan maupun ekonomi. Negara-negara tersebut juga diperkirakan akan menjadi negara gagal jika tidak bisa segera mengatasi masalah ekonominya.
“Inilah yang perlu saya ingatkan kepada kita semuanya. Jangan sampai kita merasa normal padahal keadaannya betul-betul pada situasi yang tidak normal, ketidakpastian ini. Ini yang harus kita jaga semuanya,” ujarnya.
Ia melanjutkan, masalah besar yang dihadapi negara saat ini yakni terjadinya kenaikan harga energi dan juga pangan. Kondisi ini pun nantinya bisa berdampak pada kenaikan inflasi.
Karena itu, Jokowi juga mengajak para pengusaha Hipmi untuk turut mewaspadai sekaligus memanfaatkan peluang dari krisis energi dan pangan saat ini. Salah satunya yakni dengan menanam berbagai alternatif bahan pangan seperti jagung, sorgum, porang, singkong, sagu, dan lainnya.