REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kekhawatiran para pencipta lagu, komposer musik, musisi, aktor dan konten kreator independen di Indonesia tentang sulitnya mendapatkan pendapatan optimal atas karya-karya mereka kini terjawab sudah dengan diperkenalkanya secara resmi aplikasi Fenix360 di nusantara.
Sebuah perusahaan global yang berbasis di Singapura memperkenalkan platform media sosial yang mendukung penjualan semua hasil karya melalui pengalaman baru dalam menghasilkan uang.
Allan Klepfisz, CEO Fenix360 berharap platform ini dapat mendukung dan memfasilitasi serta memberikan apresisasi tinggi bagi para musisi, aktor dan konten kreator dalam berkarya.
“Meskipun saat pertama kami hadir faktanya belum membanggakan, namun semoga akan segera ada waktu untuk Fenix360 berkibar di dunia maya. Kami ingin semua komunikasi didasarkan pada substansi bukan stagnan atau bahkan hanya keyakinan yang kuat saja,” kata Klepfisz di Jakarta, Jumat (10/6).
Dengan teknologi blockchain, Klepfisz mengatakan platform ini bisa mengubah bisnis tradisional yang menyulitkan pencipta mendapatkan hasil maksimal atas karyanya, melalui sebuah ekosistem dan pengalaman yang memberikan peluang. “Tujuannya agar pelaku seni atau pencipta sebuah karya mendapatkan bagian lebih besar dari penjualan karya-karya mereka, tanpa perlu melibatkan pihak ketiga,” ujarnya.
Dalam platform ini, Klepfisz mengatakan, musisi, aktor, model, komedian, penari dan pelukis bisa mendapatkan hasil iklan hingga 80 persen, bahkan bisa mendapatkan 95 persen atas transaksi non-fungible token (NFT), merchandise, tiket pertunjukan, serta hasil livestream. “Mereka juga dapat tetap terhubung baik dengan para penggemar (fans) melalui platform ini,” katanya.
Sementara itu Presiden Direktur Fenix, Lance Ford, mengatakan pihaknya senang dapat meluncurkan platform baru ini. Ia menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak konvensional dan lebih transparan pada berbagai aspek.
Di sisi lain, Sandy Monteiro selaku advisor Fenix360 mengatakan pihaknya mencoba menghilangkan semua hambatan di dunia kripto. “Melalui platform ini artis dapat dengan mudah mendapatkan bayaran tanpa kerumitan untuk menyiapkan sistem e-commerce, membuat ‘non-fungible token’ (NFT) mereka sendiri tanpa terhambat oleh tantangan teknologi,” jelas Sandy.