REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memindahkan kantor cabang di Tokyo ke distrik bisnis atau business district di Norihiko Building South Tower Tokyo. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan hubungan bilateral sejak 1958.
Pada 1959, BNI hadir di Tokyo sebagai representative office yang kemudian pada 1968 ditingkatkan menjadi kantor cabang agar dapat melayani berbagai jasa serta produk perbankan. “Kami terus berupaya memperkuat kinerja bisnis luar negeri serta meningkatkan layanan kepada nasabah setempat, termasuk diaspora, salah satunya dengan relokasi kantor BNI Tokyo ke lokasi yang lebih strategis, mudah diakses, dan berada business district," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (11/6/2022).
Menurut dia, BNI Tokyo memiliki peran sebagai jembatan antara Indonesia dan Jepang, seperti tercermin dari perannya sebagai penghubung atau liason, khususnya bagi berbagai perusahaan Jepang termasuk berskala kecil-menengah yang berinvestasi di tanah air.
Kantor baru BNI Tokyo memiliki ruangan yang lebih luas dibandingkan kantor sebelumnya dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperti ruang rapat yang dapat digunakan untuk melayani kebutuhan perusahaan Jepang saat melakukan pertemuan bisnis dengan perusahaan Indonesia.
Selain itu, BNI Tokyo menyediakan tempat untuk mempromosikan berbagai produk unggulan UMKM Indonesia sekaligus memfasilitasi temu bisnis alias business matching antara pembeli dari Jepang dengan penjual dari tanah air.
“Untuk menekan biaya logistik dan membuat produk UMKM lebih kompetitif, kami juga telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menyiapkan sentra distribusi yang menggunakan strategi dropship yang dinilai efektif untuk UMKM,” ucapnya.
Royke menjelaskan data menunjukkan Jepang menyimpan potensi bisnis yang besar bagi Indonesia, dengan volume perdagangan kedua negara yang cukup tinggi sebesar 32,49 miliar dolar AS pada 2021.
Investasi asing langsung (FDI) Jepang ke Indonesia yang tercatat cukup besar, populasi diaspora Indonesia yang diperkirakan mencapai 56 ribu orang, serta banyaknya perusahaan Indonesia-related di Jepang merupakan target pasar yang potensial.
Pada kuartal I 2022, aset BNI Tokyo sebesar 946 juta dolar AS dengan komposisi bisnis Indonesia-related sebesar 96,91 persen. BNI telah memiliki layanan XPORA yang mensinergikan nasabah UMKM BNI di Indonesia dengan potensi pasar di luar negeri.
Dalam konteks ini, BNI Tokyo terlibat aktif dalam wadah pusat UMKM di Jepang yang merupakan kolaborasi antara BUMN di Jepang bersama KBRI guna mendukung UMKM di Indonesia go global.
“BNI Tokyo juga memfasilitasi pengusaha diaspora Indonesia yang membutuhkan dukungan pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya. Diharapkan BNI Tokyo dapat menjadi katalis bagi pengembangan usaha milik diaspora, menjadi jembatan bisnis antara Indonesia dengan Kawasan Asia Timur, serta berkontribusi nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya.