Salah satu persyaratan untuk mendaftar beasiswa adalah surat rekomendasi atau recommendation letter. Dalam hal pemberi rekomendasi, ada dua praktik yang lazim dilakukan.
Pertama, surat rekomendasi yang diberikan oleh seseorang yang mempunyai jabatan akademis tinggi seperti profesor, atau seseorang yang mempunyai jabatan di pemerintahan atau di lembaga internasional. Mereka adalah orang-orang “penting” di bidangnya. Seringkali mereka juga adalah orang-orang yang terkenal.
Kedua, surat rekomendasi yang diberikan oleh dosen pembimbing pelamar beasiswa tersebut dari jenjang pendidikan sebelumnya. Jika seseorang melamar beasiswa jenjang S2 maka surat rekomendasi yang diminta adalah dari dosen pembimbing S1-nya. Namun jika pelamar beasiswa mendaftar untuk program S3 maka yang memberikan surat rekomendasi adalah dosen pembimbing atau supervisor saat menempuh pendidikan S2.
Nah, di Indonesia, pemberi rekomendasi yang disukai adalah jenis pertama. Jadi Anda harus mencari prominent person untuk memberikan rekomendasi. Semakin terkenal orang tersebut, semakin baik. Semakin besar juga peluang Anda untuk mendapatkan beasiswa atau setidaknya mendapat poin lebih tinggi dalam perolehan nilai untuk seleksi beasiswa. Karena itu banyak calon pendaftar beasiswa atau pendaftar jenjang pendidikan S2 dan S3 di Indonesia yang berlomba-lomba untuk mendapatkan rekomendasi dari “orang penting” ini karena menyangkut prestise sang pelamar.
Sebaliknya, jika Anda melamar untuk beasiswa ke luar negeri, umumnya yang diminta adalah jenis kedua. Dasarnya jelas, dosen pembimbing kitalah yang mengenai kinerja akademis kita. Mereka inrens berinteraksi dengan kita saat pengerjaan tugas akhir. Di sisi lain, kita akan melanjutkan pendidikan akademis karena itu yang diperlukan adalah informais mengenai kinerja akademis kita untuk meyakinkan pemberi beasiswa atau calon kampus kita.
Yang sering menjadi persoalan adalah, sulitnya menghubungi dosen pembimbing kita dulu. Baik karena berbeda kota tempat tinggal atau mungkin sang dosen sudah tidak terlacak. Kalau memang demikian, ada satu cara untuk menyiasatinya. Saat Anda akan lulus dari pendidikan Anda, mintalah dosen pembimbing memberikan surat rekomendasi terlebih dulu. Jadi, saat diperlukan kelak, tinggal disampaikan saja.
Namun ada jenis beasiswa atau kampus yang meminta surat rekomendasi secara rahasia. Artinya pelamar beasiswa tidak boleh tahu isi rekomendasinya. Jika ini kondisinya maka tak ada cara lain selain selalu membina hubungan baik dengan dosen pembimbing kita, sekalipun kita sudah lulus. Jadi, saat kita memerlukan bantuannya, kita bisa dengan mudah menghubungi mereka.
Poin pentingnya adalah, buat strategi sendiri sesuai dengan kebutuhan atau kondisi yang terjadi. Intinya, kenali dengan baik kebutuhannya. Lalu siapkan strateginya. Yuk, semangat!