REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Amerika Serikat (AS) akan mengirim utusan ke Lebanon pekan depan. Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (10/6/2022) waktu setempat mengatakan, bahwa kunjungan itu untuk membahas krisis energi Lebanon dan menggarisbawahi sengketa batas maritim Beirut dan Israel.
Penasihat senior Departemen Luar Negeri untuk keamanan energi, Amos Hochstein akan mengunjungi Lebanon pada 13-14 Juni. "Pemerintah menyambut baik semangat konsultatif dan terbuka dari para pihak untuk mencapai keputusan akhir, yang berpotensi menghasilkan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran yang lebih besar bagi Lebanon dan Israel, serta kawasan," kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Washington mulai menengahi pembicaraan tidak langsung mengenai perbatasan maritim Israel dan Lebanon yang disengketakan pada tahun 2020. Washington juga telah mencoba menengahi kesepakatan antara Lebanon dan Israel sejak awal 2000-an, termasuk upaya sebelumnya oleh Hochstein di bawah pemerintahan Obama.
Salah satu terobosan paling signifikan datang selama pemerintahan Trump ketika kedua belah pihak sepakat untuk duduk di ruangan yang sama untuk membahas kerangka kerja yang berpotensi mencapai kesepakatan.
Namun, perubahan dalam pemerintahan di AS dan Israel dan pertengkaran internal antara pihak Libanon membuat pembicaraan terhenti selama berbulan-bulan. Hochstein sebelumnya mengatakan dia tidak akan melakukan perjalanan diplomatik tanpa batas tetapi berulang kali menawarkan kesediaannya untuk membantu.
Pejabat Libanon mengundang utusan AS untuk membahas tawaran tertulis yang disampaikan ke Beirut mengenai sengketa maritim dengan Israel.