Sabtu 11 Jun 2022 14:09 WIB

PPP Heran PKB-PKS Namai Koalisi Semut Merah

Arsul menilai semut merah malah justru suka berjalan sendiri.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ilham Tirta
Wakil Ketum PPP Arsul Sani.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Wakil Ketum PPP Arsul Sani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani menanggapi soal Koalisi Semut Merah yang tengah dijajaki Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Arsul mengomentari soal pemilihan nama Semut Merah yang dipakai oleh koalisi PKB dan PKS.

"Saya mau bilang kalau semut merah itu tidak bersatu, yang bersatu beriringan itu semut hitam," kelakar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu (11/6/2022).

Baca Juga

Arsul menilai semut merah justru suka jalan sendiri. Ia pun ingin menanyakan langsung kepada Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid terkait pemilihan nama koalisi tersebut.

"Kok semut merah namanya, itu suka jalan sendiri lho kalau semut merah. Kalau semut hitam baru bergerombol mengerumun, gitu," ujarnya.

Arsul pun menyambut positif rencana pembentukan koalisi antara PKB dan PKS. Menurutnya, langkah dini partai politik dalam membangun koalisi jelang pilpres 2024 penting untuk meminimalisasi pragmatisme.

"Jadi koalisi itu tentu kalau dari lama pasti akan bicara kita soal common platform, soal platform bersama yang nanti akan menjadi visi dan misi dari capres yang akan diusung. Jadi kalau kemudian baru mau dekat-dekat pendaftaran, kemudian bikin koalisi, apa yang terjadi, yang terjadi pasti pragmatisme," jelasnya.

Arsul juga menanggapi soal ajakan PKB dan PKS agar partai-partai lain termasuk yang telah tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ikut gabung ke dalam Koalisi Semut Merah. Arsul menyarankan agar PKB dan PKS mengajak partai lain agar syarat minimal pencalonan presiden 25 persen suara sah nasional terpenuhi.

"Kan PPP sudah ada koalisinya, ngapain ditarik-tarik gitu lho. Bikin koalisi yang baru akan lebih baik, kita nanti menyampaikan kepada publik kepada masyarakat itu bicara soal platform. Tidak ujug-ujug bicara soal orang," kata wakil ketua MPR itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement