Budaya Kerja, Purposive Culture
Red: Fernan Rahadi
Memaknai tujuan hidup (ilustrasi) | Foto: Time
Oleh : Erik Hadi Saputra*
REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, bagaimana bekerja tanpa tujuan (purpose)? Bisa saja kita mengibaratkan dua orang sejoli (single) yang berteman lama namun belum menikah, hehe.
Dalam hati Anda bertanya, ada tantangan apa dalam hubungan mereka? Ibarat juga berkendara namun tak ada tujuan. Hanya berjalan saja namun tidak tahu akan mampir ke mana. Begitu jugalah dalam bekerja.
Bekerja hanya mengerjakan rutinitas membuat Anda bosan dengan semua irama yang ada. Tidak ada variasi dalam bekerja. Semua seperti sama saja. Orang yang memiliki harapan besar pada hasil pekerjaan tentu ingin pekerjaannya memberi dampak.
Memberi penguatan kepada tim, bahkan memberikan prestasi kerja yang optimal. Semua orang mestilah memiliki target kerja masing-masing. Apa yang dilakukan tentunya akan mengarah ke tujuan besar institusi. Apa target dalam satu tahun, lima tahun, dan seterusnya.
Tujuan itu membuat kita menjadi lebih bersemangat untuk melakukan banyak hal. Walaupun mungkin sebagian orang merasa tujuan akan membebani mereka. Bagi orang yang bekerja sepenuh hati, tujuan besar adalah memberi manfaat besar bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Sebuah WA Group ramai dikarenakan para member bertanya kapan mereka akan mendapatkan hasil dari yang mereka investasikan? Tentu ranahnya mereka adalah pendapatan atau bagi hasil atau apresiasi. Itu adalah tujuan mereka. Nah, pembaca yang kreatif, Anda berbisnis tentu punya tujuan. Anda bekerja tentu memiliki tujuan (harapan).
Karena tujuan besar akan berdampak pada energi besar dan menghasilkan sesuatu yang besar juga. Tujuan kecil berdampak mengabaikan rencana atau usaha, karena memang semua mudah. Bahkan merasa santai dan tanpa usaha pun bisa.
Besar atau kecil tercapainya tujuan bergantung pada besar atau kecil usaha yang dilakukan dan konsistensi Anda untuk melalui itu semuanya. Dalam perjalanan, wajar saja kelelahan dan rasa frustasi bahkan iri akan menghantui pikiran Anda.
Mengapa dia berhasil semesntara saya tidak? Mengapa dia terpilih sementara saya tidak? Kalau irinya negatif itu akan membuat sakit hati. Namun jika irinya positif itu bermakna motivasi ingin bisa seperti itu.
Jadi yang Anda harus perkuat adalah tujuan Anda. Perbesarlah, perkuatlah, dan semangatlah untuk melalui proses yang Anda lakukan. Karena tidak ada pilihan keberhasilan kecuali semangat yang kuat untuk meraih tujuan itu. Tidak berhasilnya target bukan berarti kegagalan Anda.
Namun itu bisa juga dikarenakan usaha Anda yang belum maksimal. Anda tahu orang yang sukses? Mereka dahulu juga memiliki tantangan meraih target besar mereka.
Namun mengapa mereka bisa berhasil? Semua tidak lepas dari besarnya kesabaran dalam menjalani proses yang mereka lakukan. Intinya mereka lebih bersabar. Sabarnya mereka itu berwujud aktif. Aktifnya mereka menuju tujuan bersama (perusahaan).
Pembaca yang kreatif, suatu saat Anda berkendara dari Yogya dengan rombongan ke Bandung dalam satu bus. Tiga jam perjalanan Anda bertanya ke orang di samping anda, ini sudah sampai di mana? Dan mereka mengatakan ini baru sampai Ngawi.
Kira-kira bagaimana respons Anda? Apakah Anda yakin perjalanan ini menuju Bandung? Atau Anda ragu jangan-jangan ini ke Surabaya. Anda tentu mengerti kota dan kabupaten mana saja yang akan melewati Bandung, serta kota dan kabupaten mana saja yang dilewati menuju Surabaya.
Pembaca yang kreatif, bekerja dengan tujuan itu menandakan Anda mengerti arah yang anda tuju. Anda mengerti mau ke mana, dan Anda tahu harus apa. Maka rencanakanlah semuanya dengan matang. Arahkan map Anda ke lokasi (tujuan)yang diinginkan. Serta yakinilah Anda bisa mencapainya. Sehat dan teruslah terinspirasi.
*Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional Universitas Amikom Yogyakarta