REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa koalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 masih sangat terbuka. Termasuk koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belumlah final.
"Semua koalisi masih dalam proses penjajakan, semua yang dilakukan belum ada yang final. Semua partai juga begitu," ujar Muhaimin di Alun-Alun Kota Tangerang, Tangerang, Ahad (12/6/2022).
Satu-satunya kerja sama partai politik yang sudah final, yakni Koalisi Indonesia Bersatu, yang terdiri atas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Koalisi Semut Merah yang direncanakan dengan PKS belumlah pasti.
"Koalisi belum ada yang pasti, semua penjajakan dengan PKS, penjajakan menuju, ya istilahnya dalam perkawinan lamaran, baru pesta lamaran. Soal jadi atau tidak nanti kita lihat," ujar Muhaimin.
Menurutnya, semua hal yang berkaitan dengan Pilpres 2024 masih sangat cair dan terbuka. Bahkan, PKB siap masuk ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Golkar, PAN, dan PPP, jika dirinyalah yang diusung sebagai capres.
"Kalau capresnya kita, kita siap," ujar Wakil Ketua DPR itu.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi menanggapi peluang koalisi dengan PKB. PKS memang telah membuat hubungan emosional yang baik dengan partai yang dipimpin oleh Abdul Muhaimin Iskandar itu.
"Buat PKS itu semua datar tetap, termasuk Cak Imin tetap kita bikin hubungan konteks baik semuanya. Kita bikin hubungan emosional yang baik, perkembangan demi perkembangan," ujar Aboe di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Ia mengatakan, polarisasi menjadi permasalahan yang terjadi akibat Pilpres 2019 yang hanya menghadirkan dua pasangan capres. Harapannya pada 2024, setidaknya ada tiga pasangan calon yang akan berkontestasi untuk memimpin Indonesia pada 2024-2029.
"Kalau mau (capres), Cak Imin layak, kita lihat nanti, kita obrol. Kan kita punya jejak digital, orang ini kan ada, mau kemana dia, siapa dia, bagaimana dia, situasi kepribadiannya apa, itu kan ada di depan mata kita. Oleh karena itu, kita tidak akan buta dengan perjalanan waktu di belakang kemarin," ujar Aboe.