Ahad 12 Jun 2022 16:05 WIB

Penghinaan Nabi Muhammad: Protes Terhadap Partai BJP India Meluas

Polisi India pada Sabtu (11/6/2022) menembak mati dua pengunjuk rasa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Anggota dan pendukung partai Islamis Islami Andolan Bangladesh menghadiri protes terhadap India menyusul komentar menghina Nabi Muhammad, setelah salat Jumat di Masjid Nasional Baitul Mukarram di Dhaka, Bangladesh, 10 Juni 2022. Dua pemimpin senior dalam keputusan Perdana Menteri India Partai Bharatiya Janata (BJP) memicu kecaman diplomatik internasional dari 57 negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), serta Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Iran, menyusul komentar menghina mereka terhadap Nabi Muhammad. Penghinaan Nabi Muhammad: Protes Terhadap Partai BJP India Meluas
Foto: EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Anggota dan pendukung partai Islamis Islami Andolan Bangladesh menghadiri protes terhadap India menyusul komentar menghina Nabi Muhammad, setelah salat Jumat di Masjid Nasional Baitul Mukarram di Dhaka, Bangladesh, 10 Juni 2022. Dua pemimpin senior dalam keputusan Perdana Menteri India Partai Bharatiya Janata (BJP) memicu kecaman diplomatik internasional dari 57 negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), serta Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Iran, menyusul komentar menghina mereka terhadap Nabi Muhammad. Penghinaan Nabi Muhammad: Protes Terhadap Partai BJP India Meluas

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Polisi India pada Sabtu (11/6/2022) menembak mati dua pengunjuk rasa dan menangkap lebih dari 130 lainnya selama demonstrasi yang dipicu oleh pernyataan pejabat partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang menghina Nabi Muhammad.

Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh pejabat BJP dalam debat publik memicu protes dari negara-negara Muslim sehingga menimbulkan badai diplomatik bagi India. Di India dan negara-negara tetangga, umat Islam turun ke jalan dalam jumlah besar setelah sholat Jumat untuk mengutuk pernyataan tersebut. Polisi menembaki kerumunan di kota Ranchi, India timur.  

Baca Juga

"Polisi terpaksa melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa, yang mengakibatkan kematian dua orang," kata seorang petugas polisi di Ranchi, dilansir Radio France Internationale (RFI), Ahad (12/6/2022).

Petugas polisi mengatakan massa telah melanggar perintah agar untuk tidak melakukan long march dari masjid ke pasar. Massa melemparkan pecahan botol dan batu ketika polisi berusaha membubarkan demonstrasi dengan tongkat.

Pihak berwenang memutuskan koneksi internet dan memberlakukan jam malam di Ranchi. Seorang penduduk setempat, Shabnam Ara, mengatakan situasi di kota tersebut masih tegang hingga Sabtu.

"Kami berdoa untuk perdamaian dan harmoni," kata Ara.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement