Ahad 12 Jun 2022 16:01 WIB

BI Ungkap Dua Aspek Utama Pengembangan Pasar Keuangan Syariah

Dua aspek itu adalah instrumen pasar uang syariah dan standar pengaturan LKS.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Perry mengatakan, pengembangan instrumen pasar uang syariah jangka pendek dan standar pengaturan lembaga keuangan syariah (LKS) merupakan dua aspek utama yang perlu terus diperluas dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Perry mengatakan, pengembangan instrumen pasar uang syariah jangka pendek dan standar pengaturan lembaga keuangan syariah (LKS) merupakan dua aspek utama yang perlu terus diperluas dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan instrumen pasar uang syariah jangka pendek dan standar pengaturan lembaga keuangan syariah (LKS) merupakan dua aspek utama yang perlu terus diperluas dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, pengembangan pasar uang dimaksud sangat penting. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya negara yang menerbitkan sukuk jangka panjang termasuk Indonesia.

Baca Juga

"Hal ini penting terutama dalam menghadapi ketidakpastian global akibat normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya," kata Perry dalam keterangan pers, Sabtu (11/6/2022)

Hal ini mengemuka dalam rangkaian Sidang 28th Governing Board dan 13th General Assembly International Islamic Liquidity Management (IILM) serta Islamic Financial Services Board (IFSB) 40th Council Meeting pada 9 Juni 2022 di Abu Dhabi, UAE. Perry mengatakan, reformasi lembaga IILM perlu dipercepat agar semakin dapat memenuhi kebutuhan negara-negara anggotanya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia dalam kapasitas sebagai Ketua Executive Committee (EC) IFSB menekankan pentingya perluasan kebijakan penyusunan dan implementasi standar pengaturan lembaga keuangan syariah. Tujuannya memperkuat stabilitas sistem keuangan sebagai respons tingginya ketidakpastian global.

Sebagai Ketua EC IFSB sejak 2021, Perry telah melakukan transformasi IFSB pada tiga area. Di antaranya transformasi kebijakan, organisasi dan sumber daya manusia (SDM) dengan empat pilar kerangka strategis. Empat pilar itu adalah Standard development and research, Standard implementation, Member’s satisfaction, dan Financial Sustainability.

Perry juga menekankan pentingnya dukungan dari sektor keuangan termasuk pembiayaan syariah sebagai alternatif model pembiayaan dalam mempercepat pemulihan ekonomi global serta green financing. Hal ini disampaikan dalam Seminar Different Modes of Financing for Private Sector Projects dan Seminar Leveraging Sukuk Market for Transition to a Green Economy yang diselenggarakan dalam rangkaian sidang tahunan Islamic Development Bank (IsDB) pada awal Juni 2022 di Sharm El Sheikh, Mesir.

"Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengembangkan alternatif pembiayaan syariah yang digunakan untuk proyek besar maupun kecil termasuk sektor swasta dan juga menjadi negara penerbit green sukuk terbesar di dunia," kata Perry.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement