REPUBLIKA.CO.ID., PARIS -- Prancis pada Ahad (12/6/2022) malam mengakhiri putaran pertama pemilu legislatif untuk menentukan 577 anggota parlemen yang akan duduk di Majelis Nasional.
Menurut Kementerian Luar Negeri, partisipasi pemilih mencapai 39,42 persen pada pukul 5 sore, turun dari 40,75 persen pada tahun 2017. Jumlah pemilih Prancis yang memenuhi syarat mencapai sekitar 48,7 juta.
Sebanyak 6.293 kandidat bersaing dalam pemilu dan putaran kedua akan diadakan untuk kursi tanpa mayoritas mutlak. Kandidat dengan suara 12,5 persen atau lebih memenuhi syarat untuk mengikuti putaran kedua.
Partai-partai sayap kiri – Sosialis, Hijau, Komunis, dan Prancis Tidak Tertunduk – membentuk aliansi Nupes untuk mengamankan suara mayoritas 289 kursi dan menunjuk Jean-Luc Mélenchon – pemimpin Prancis Tanpa Busur – sebagai perdana menteri .
Nupes adalah singkatan dari Nouvelle Union Populaire cologique et Sociale yang menantang aliansi Ensemble yang mendukung Presiden Emmanuel Macron.
Partai La République En Marche, yang didirikan Macron, membentuk aliansi yang disebut Ensemble! bersama Horizons dan MoDem.
Pemilu ini sangat penting bagi Macron untuk mendapatkan mayoritas mutlak dalam pemilihan umum untuk memenuhi janji pemilihannya dan membentuk pemerintahan.