REPUBLIKA.CO.ID., JENEWA -- Sejak pandemi Covid-19, dunia mengalami peningkatan penggunaan pekerja anak, kata Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam peringatan 12 Juni sebagai Hari Sedunia Menentang Pekerja Anak.
Sebelum pandemi, ada sekitar 160 juta pekerja anak secara global, kata Smith, tetapi angka itu bertambah 9 juta anak lagi pada akhir tahun ini.
Dia menggarisbawahi bahwa pekerja anak umumnya ditemukan di ekonomi informal, dan situasi keuangan memainkan peran penting dalam situasi ini. Sebagian besar pekerja anak, sekitar 70 persen, bekerja di sektor pertanian, katanya.
Menurut laporan bersama ILO dan UNICEF, sekitar setengah dari 160 juta pekerja anak, berusia 5-17 tahun, dipekerjakan dalam sektor yang berbahaya.
Sementara itu, sejak 2008, kawasan Asia-Pasifik, Amerika Selatan, dan Karibia membuat kemajuan yang stabil dalam mengurangi jumlah pekerja anak sementara situasi di Afrika semakin memburuk.
Untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini, sejak tahun 2002 ILO telah memperingati 12 Juni sebagai Hari Menentang Pekerja Anak Sedunia.