40 Produk UMKM Purbalingga Dikurasi untuk Ekspor ke AS
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kunjungan Tim Kurator produk UMKM dari PT Poeri Indonesia didampingi Dinkop UMKM Jawa Tengah untuk mengkurasi produk UMKM Purbalingga. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA - Pemkab Purbalingga mendapat kunjungan Tim Kurator produk UMKM dari PT Poeri Indonesia didampingi Dinkop UMKM Jawa Tengah, di Pringgitan Pendopo Dipokusumo. Mereka tengah melakukan kurasi terhadap produk-produk UMKM di Purbalingga.
Produk yang lolos kurasi, nantinya berkesempatan untuk bisa ekspor produk ke Amerika Serikat. "Kami sudah mengunjungi beberapa tempat produksi, produk yang diterima akan diambilkan sampelnya untuk dianalisa dan untuk dapat sertifikat agar bisa masuk. Kami kurasi lagi apa yang ada di Purbalingga. Semoga kita bisa dapat banyak dan siap ekspor," kata Ketua Tim Kurator yang juga Director of Management Relations PT Poeri Indonesia, Silvia G Wijaya.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan Pemkab Purbalingga memberi perhatian yang lebih terhadap sektor UMKM mengingat sektor ini paling tahan terhadap krisis. Berbagai program diberikan, mulai dari fasilitasi pelatihan, peralatan, bantuan permodalan, packaging, pemasaran, dan sebagainya.
"Akan tetapi kita sadar betul, memang kalau kita ingin tembus ke pasar internasional harus tahu market yang diinginkan oleh mareka itu saat ini seperti apa. Karena kita juga harus bisa menyesuaikan dengan market yang dibutuhkan," kata bupati.
Bupati juga meminta kepada Tim Kurator untuk memberikan masukan-masukan terhadap Dinkop UKM ataupun Dinperindag terkait market yang sedang dibutuhkan dan diminati oleh orang Amerika Serikat. Sehingga hal tersebut akan coba dikembangkan di Purbalingga.
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM (DinkopUKM) Purbalingga, Adi Purwanto menjelaskan, ada 40 produk UMKM di Purbalingga yang siap diajukan untuk dikurasi. Yang sudah lolos di antaranya sedotan organik, gula aren, nanas.
"Proses kurasi masih proses, setelah ini ada kunjungan ke tempat produksi," katanya. Kunjungan ke rumah produksi untuk memastikan produk tersebut dari sisi pembuatannya sudah memenuhi standar yang diinginkan atau belum.
Karena produk yang lolos di display belum tentu nanti lolos dari sisi rumah produksinya. "Karena tidak bisa produk ini dibuat dengan cara tradisional, kebersihannya kurang, dapurnya kurang bagus, dan sebagainya. Karena pasar mereka adalah orang-orang yang peduli kesehatan," ungkap Adi.
Proses kurasi berlangsung tiga hari, mulai Kamis (9/6) sampai Sabtu (11/6). Produk yang lolos, nantinya juga akan ditampilkan dalam expo yang akan diselenggarakan oleh kementerian dan Kedutaan Besar Amerika Serikat sekitar September nanti. Dalam expo juga didatangkan buyer langsung dari Amerika Serikat.